
TIKTAK.ID – London sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk mengirim ratusan lagi tentaranya ke negara-negara sekutu tetangga Ukraina sebagai “pencegah” ancaman dari Rusia, sehingga meningkatkan kontribusi Inggris untuk operasi NATO di wilayah tersebut, seperti yang dilaporkan The Times, Jumat (21/1/22) mengutip sumber-sumber pertahanan.
Anggota aliansi dilaporkan telah mengadakan pembicaraan tingkat tinggi untuk memperkuat kehadiran militer mereka di negara-negara Baltik dan Polandia, tepat setelah Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss memperingatkan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk “mundur dari Ukraina sebelum dia membuat kesalahan strategis besar-besaran”, seperti dikutip The Times.
Saat ini, Inggris memimpin kelompok pasukan NATO yang terdiri dari 1.200 tentara di Estonia, dengan kekuatan yang dimiliki seperti tank, kendaraan lapis baja, sistem pertahanan udara, dan aset intelijen, menurut media tersebut. Polandia menampung 140 tentara Inggris sebagai bagian dari misi NATO juga.
Ketika ditanya tentang pembahasan waktu pengerahan, sebuah sumber mengatakan kepada surat kabar itu: “Jika ada sekutu NATO yang akan membuat pasukan Rusia mengetuk pintu mereka, maka mereka (pasukan itu) akan berada di sana dengan cepat”.
Sebelumnya pada Selasa kemarin, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan bahwa Moskow tidak memberikan alasan apa pun untuk memprovokasi situasi konflik di sekitar Ukraina.
Meski dituding oleh Barat dan Kiev “bertindak agresif”, namun Rusia telah berulang kali menolak tuduhan itu dan menyatakan bahwa mereka tidak berniat untuk menyerang negara mana pun.
Tuduhan itu, bagaimanapun, dapat dilihat sebagai dalih untuk penyebaran peralatan militer NATO di dekat perbatasan Rusia, menurut Moskow.
Menteri Luar Negeri Liz Truss kembali mengulang peringatannya kepada Rusia dalam pidatonya di Sidney, Jumat (21/1/22) bahwa bila Rusia menginvasi Ukraina akan menyebabkan hilangnya nyawa yang mengerikan seperti pengambilalihan Soviet atas Afghanistan.
Dalam pidatonya itu, Truss menuduh Rusia ingin menciptakan kembali Uni Soviet -dan mendesak Presiden Vladimir Putin untuk mundur.
“Kami sangat jelas, bersama dengan sekutu kami di G7, dengan sekutu kami di NATO, bahwa jika ada serangan oleh Rusia ke Ukraina, itu akan menimbulkan risiko besar.”
“Kami siap untuk menerapkan sanksi yang sangat berat,” katanya, dan menambahkan bahwa Inggris telah mendukung Ukraina dengan bekal pertahanan militer.
Peringatannya itu disampaikan menjelang pembicaraan antara AS dan Rusia.