
TIKTAK.ID – Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab mengibaratkan rencana Kapolri terpilih, Komjen Listyo Sigit Prabowo yang ingin membuat Pam Swakarsa, sama seperti membangkitkan kembali pola gerakan ormas Front Pembela Islam (FPI).
“Dulu FPI diciptakan sebagai Pam Swakarsa untuk menghalau aksi ProDEM yang dituduh komunis oleh penguasa Orba, dan setelah Reformasi, FPI seolah mempunyai kewenangan lebih,” ujar Fadhli, Jumat (22/1/21), seperti dilansir Rri.co.id.
Oleh sebab itu, ia pun mengingatkan bukan tidak mungkin Pam Swakarsa yang akan dibentuk nantinya akan berperilaku seperti FPI. Ia melanjutkan, ketika itu FPI seolah diberi dan mendapat kewenangan lebih dalam upaya penegakan hukum, keamanan, dan ketertiban di masyarakat, sehingga cenderung main hakim sendiri.
Baca juga : Alasan KPK Tolak Keinginan Edhy Prabowo untuk Bertemu Keluarga secara Langsung
“Kita tentu perlu mewaspadai pola gerakan yang seperti itu,” terang Fadhli.
Sebelumnya, Listyo mengaku akan menghidupkan kembali Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (Pam Swakarsa). Listyo menyampaikan hal itu ketika uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri bersama Komisi III DPR RI, Rabu (20/1/21).
Menurut Listyo, pengaktifan kembali Pam Swakarsa itu berdasarkan Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang tugas Polri. Ia menjelaskan, Polri diwajibkan melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis.
Baca juga : Mbak You Revisi Ramalan Jokowi Lengser, Pelapornya ke Polisi Makin Semangat
“PAM Swakarsa harus lebih diperanaktifkan untuk mewujudkan pemeliharaan Kamtibmas. Dengan begitu, kita hidupkan kembali,” tutur Listyo.
Ia mengklaim aturan itu akan melibatkan masyarakat sipil dalam Pam Swakarsa yang akan tergabung dalam Satuan Pengamanan (Satpam) dan Satuan Keamanan Lingkungan (Satkamling).
Akan tetapi, rencana Listyo menuai protes dari kalangan sipil. Salah satu yang menyampaikan kritik yakni Maria Katarina Sumarsih, ibu mendiang BR Norma Irmawan yang menjadi korban Tragedi Semanggi I pada 13 November 1998.
Baca juga : PKS Nilai Langkah Risma Pekerjakan Gelandangan di BUMN Terkait Pilkada DKI 2022
Ia menyatakan saat mendengar kata Pam Swakarsa, ingatannya melayang pada tragedi yang menewaskan putranya. Ia menyebut ketika itu Pam Swakarsa ikut dikerahkan untuk berhadap-hadapan dengan mahasiswa yang sedang mengawal agenda reformasi.
“Kata Pam Swakarsa mengingatkan pada Tragedi Semanggi I -13 Nov 98. Pemerintah tidak hanya mengerahkan TNI/Polri, namun turut mengerahkan Pam Swskarsa yang dipersenjatai bambu runcing untuk menghadapi mahasiswa yang berdemonstrasi dalam mengawal pelaksanaan Reformasi”, cuit Sumarsih melalui akun Twitter @Sumarsih11, Jumat (22/1/21).