TIKTAK.ID – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak mendukung paspor vaksin Covid-19 untuk persyaratan perjalanan. Pasalnya, ada ketidakpastian mengenai apakah suntikan itu mencegah penularan virus, serta adanya isu kesetaraan.
“Kami WHO menyatakan bahwa pada tahap ini kami tidak ingin melihat paspor vaksinasi sebagai persyaratan untuk masuk atau keluar. Sebab, kami tidak yakin pada tahap ini bahwa vaksin tersebut dapat mencegah penularan,” ujar Juru Bicara WHO Margaret Harris, Selasa, seperti dilansir Wartaekonomi.co.id.
Sekadar informasi, belakangan ini penggunaan paspor vaksin Covid-19 untuk para pelancong yang akan bepergian lintas negara semakin marak dibicarakan. Sejumlah negara bahkan telah mengizinkan wisatawan untuk datang dan berkunjung ke negaranya, dengan syarat mengantongi paspor vaksinasi Covid-19, seperti halnya Kepulauan Madeira di Portugal.
Paspor vaksin sendiri merupakan bukti vaksinasi yang memungkinkan orang-orang untuk keluar dan masuk ke sebuah negara tanpa melalui proses karantina.
“Terdapat banyak pertanyaan, selain pertanyaan tentang diskriminasi terhadap orang-orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin karena satu dan lain alasan,” lanjut Harris dalam jumpa pers Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Harris menilai terdapat masalah ekuitas dan ketidakadilan karena tidak semua negara memiliki akses yang sama terhadap vaksin.
Ia melanjutkan, saat ini WHO mengharapkan untuk meninjau vaksin Covid-19 Sinopharm dan Sinovac dari China untuk kemungkinan daftar penggunaan darurat sekitar akhir April.
“Ini tidak datang secepat yang kami harapkan karena kami masih memerlukan lebih banyak data,” ucap Harris, yang menolak memberikan lebih banyak informasi dengan alasan kerahasiaan.
Perlu diketahui, pada bulan lalu Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengimbau negara-negara dengan kelebihan pasokan vaksin untuk segera menyumbangkan 10 juta dosis ke fasilitas COVAX yang dijalankan dengan aliansi vaksin GAVI. Hal itu karena pembatasan ekspor oleh India menyebabkan program berbagi vaksin global itu kekurangan pasokan vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute of India.
Menurut Harris, dirinya tidak memiliki informasi terbaru tentang negara mana pun yang maju mendukung imbauan WHO tersebut.
“Kami sangat mencari lebih banyak vaksin,” tegasnya.