TIKTAK.ID – Facebook disebut sedang membuat sebuah fitur untuk para mantan narapidana yang telah bebas dari penjara. Tujuan Facebook merancang fitur tersebut yaitu agar para mantan narapidana bisa hidup normal kembali di tengah-tengah masyarakat.
Fitur itu pun menjadi bagian dari upaya nyata perusahaan milik Mark Zuckerberg ini untuk menciptakan lebih banyak lagi produk bagi kelompok marginal.
Selain itu, fitur ini juga dipersiapkan sebagai langkah awal sebelum memulai aktivitasnya di lingkungan masyarakat.
Fitur ini pun telah diperkenalkan melalui Instagram pada beberapa hari lalu.
Seperti dikutip detikINET dari tech.hindustantimes, Jumat (26/3/21), aplikasi tersebut dinamai The Re-Entry App yang sedang diujikan untuk beberapa pengguna saja. Namun tidak dijelaskan wilayah atau negara mana yang akan mendapatkan pengujian khusus ini.
Meski begitu, beberapa pengguna yang terlibat pengujian, nantinya akan melihat notifikasi dari fitur tersebut yang mengusulkan bantuan dengan mempersiapkan kehidupan setelah penjara dengan dukungan komunitas.
Pengguna pun akan diminta untuk mengklik akses awal untuk mencoba aplikasi, serta memberikan umpan balik.
Namun tak lama setelahnya, Facebook langsung mengklarifikasi bahwa aplikasi uji coba ini hanya ditujukan untuk internal mereka. Lantas Facebook langsung menghapus pemberitahuan yang sudah telanjur muncul tersebut.
“Platform ini hanya dimaksudkan sebagai pengujian internal dan kami menghapus pemberitahuan tersebut segera setelah kami mengetahui bahwa pemberitahuan tersebut dijalankan secara eksternal,” tambahnya.
“Kami sudah melakukan eksplorasi berbagai cara untuk membantu menutup celah yang dihadapi oleh mereka yang berada di komunitas yang terpinggirkan di seluruh aplikasi kami,” ujar seorang Jubir Facebook dalam sebuah pernyataan.
“Hal ini hanya dimaksudkan sebagai pengujian internal dan kami menghapus pemberitahuan tersebut segera setelah kami mengetahui bahwa pemberitahuan itu dijalankan secara eksternal. Facebook memang sudah sering melakukan eksperimen dengan ide layanan dan aplikasi yang tidak pernah terwujud atau berubah menjadi sesuatu yang lain,” imbuhnya.
Sebelumnya, Chief Executive Officer Mark Zuckerberg sempat menyatakan pada bulan Juni lalu bahwa dia ingin Facebook mulai membangun produk untuk memajukan keadilan rasial.
Tidak hanya itu, Instagram juga saat ini sudah memiliki tim ekuitas yang membangun fitur baru yang menanggapi kebutuhan kelompok marginal atau komunitas yang kurang terlayani.