Belalang dan Ulat Sagu Diisukan Jadi Menu Makan Bergizi Gratis, Dokter Tifa: Semiskin itu Indonesia?

TIKTAK.ID – Pegiat Media Sosial, Dokter Tifa atau Tifauzia Tyassuma menyoroti wacana serangga seperti belalang dan ulat sagu masuk dalam daftar menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebelumnya, wacana tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana.
“Anak Sekolah mau diberi makan serangga? What??? Wacana Kepala Badan Gizi Nasional untuk memberikan Serangga sebagai sumber protein hewani pengganti ayam, daging, ikan, dan lauk yang tidak terbeli dengan dana Rp10,000 per anak, saya tanggapi dengan: Apakah semiskin itu negara Indonesia, hingga anak-anak sekolah mau diberi makan serangga?” ujar Dokter Tifa di akun media sosial X, seperti dilansir Sindonews.com, Selasa (28/1/25).
Dokter Tifa mengaku sampai mencari informasi mengenai sosok Dadan yang membuka wacana tersebut.
Baca juga : 100 Hari Kerja Prabowo-Gibran, Sekjen Gerindra Tanggapi Isu Reshuffle Menteri
“Oh ternyata orang ini namanya Pak Dadan Hindayana. Beliau ternyata ahli serangga dari IPB, lalu S-2 nya juga serangga, lalu S-3 nya balik lagi ke IPB,” terang Dokter Tifa di Channel YouTube DRTF.
Dokter Tifa lantas menyentil keputusan mengangkat Dadan menjadi Kepala BGN.
“Terus yang lucu kan dia menjadi Kepala Badan Gizi Nasional gitu, ahli serangga gitu, kayak tidak ada orang lain ya. Seperti tidak ada puluhan atau ratusan ahli gizi yang sangat kompeten yang layak menjadi Kepala Badan Gizi Nasional, sehingga gizi 280 juta rakyat Indonesia itu diurusi oleh ahli serangga gitu ya,” imbuh Dokter Tifa.
Baca juga : Pemerintahan Prabowo Raih Kepuasan Tinggi di 100 Hari Pertama
Untuk diketahui, Badan Gizi Nasional (BGN) membuka peluang memasukkan menu serangga ke dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah. Langkah tersebut dilakukan lantaran serangga diklaim dapat menjadi sumber protein.
“Mungkin saja ada satu daerah yang suka makan serangga (seperti) belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian protein,” jelas Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana di kawasan Jakarta Selatan, pada Sabtu (25/1/25).
Meski begitu, Dadan menilai serangga menjadi alternatif menu dalam program MBG. Terlebih, lanjut Dadan, jika ada sejumlah daerah yang terbiasa memakan serangga.
Baca juga : Pemerintah Umumkan Peniadaan Ganjil Genap di Jakarta pada 27-29 Januari 2025
“Itu salah satu contoh ya. Jika ada daerah-daerah tertentu yang terbiasa makan seperti itu, maka bisa menjadi menu di situ,” kata Dadan.
Dia menyebut BGN tidak menetapkan standar menu nasional, melainkan standar komposisi gizi. Dia menjelaskan, sumber protein tergantung pada potensi sumber daya lokal di suatu daerah.
“Nah, isi protein di berbagai daerah itu sangat tergantung pada potensi sumber daya lokal dan kesukaan lokal. Jadi jangan diartikan lain ya,” ucap Dadan.v