TIKTAK.ID – Pekan lalu, Central Intelligence Agency (CIA) secara terbuka mengumumkan pembentukan unit khusus untuk memata-matai China. Direktur Agensi, William Burns menyebut kekuatan ekonomi Asia sebagai “ancaman geopolitik” terbesar bagi AS abad ini.
Beijing kemudian menjawab upaya CIA itu dengan surat kabar harian Angkatan Bersenjata China menyerukan “perang rakyat” melawan operasi CIA yang diperluas di negara berpenduduk paling banyak di dunia itu, seperti yang dilansir Sputnik, Senin (18/10/21).
South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong melaporkan komentar dari sebuah posting akun media sosial yang “dikelola oleh” Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sebagai tanggapan atas pembentukan unit anti-Beijing terbaru dari CIA.
“Dinas intelijen AS, yang secara terang-terangan merekrut agen khusus, pasti memiliki metode yang lebih jahat di baliknya”, tulis postingan itu di Weibo.
Tapi postingan itu juga memperingatkan: “Tidak ada rubah licik yang bisa mengalahkan pemburu yang baik. Untuk menjaga keamanan nasional, kita hanya perlu mempercayai rakyat dan bergantung pada rakyat”.
Akun itu melanjutkan “perang rakyat” diperlukan untuk melawan agen spionase asing AS dan “membuat mata-mata tidak mungkin beroperasi dan menyembunyikan diri”.
Berita tentang Pusat Misi China baru CIA itu muncul pada 7 Oktober. Direktur CIA William Burns menyebut China sebagai “ancaman geopolitik paling penting” abad ke-21. Pernyataan itu menimbulkan banyak komentar di China.
Mantan Direktur CIA dan Menteri Pertahanan dalam Pemerintahan Barack Obama, Leon Panetta menyambut baik pembentukan unit tersebut.
“Tidak diragukan lagi bahwa kita benar-benar membutuhkan intelijen yang jauh lebih baik tentang apa yang sedang dilakukan China,” kata Panetta kepada Politico pekan lalu. “China tetap menjadi target yang sangat sulit untuk dapat ditembus, dan untuk alasan itu membuat pusat itu untuk menetapkan fokus nyata pada China adalah hal yang masuk akal.”
Sebuah klip video yang beredar luas di media China dalam beberapa hari terakhir menuduh bahwa CIA merekrut agen yang fasih berbahasa China termasuk Mandarin, Kanton, Hakka dan Shanghai.
Berbicara kepada penyiar berita internasional China CGTN pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Le Yucheng meragukan janji Presiden AS, Joe Biden untuk tidak berniat “menciptakan perang dingin baru” dengan Beijing.
“Secara internasional, AS telah menciptakan kekacauan satu demi satu melalui ‘revolusi warna’ dan ‘transformasi demokratis’,” kata Le.