TIKTAK.ID – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memprediksi pada 2045 mendatang, perbankan sudah tidak lagi menyediakan pelayanan dari teller. Sri Mulyani mengatakan hal itu terjadi seiring semakin cepatnya perkembangan tekonologi.
“Karena generasi muda telah tebiasa dengan digital, mungkin bank dengan teller akan mengalami penyusutan,” ujar Sri Mulyani pada akhir pekan lalu dalam acara Indonesia Fintech Summit 2021 “Fintech for Faster Economic Recovery” yang digelar secara virtual.
Sri Mulyani menyatakan saat ini sejumlah bank di negara Eropa tidak lagi memberikan pelayanan secara personal. Dia menyebut nasabah kini dapat memakai teknologi yang tersedia, tidak seperti sebelumnya yang menyediakan teller ataupun customer service.
Baca juga : Waketum MUI Jadi Sorotan Usai Kritik Jokowi, Siapa Sebenarnya Anwar Abbas?
“Nanti ya jika mau dilayani secara personal akan dikenakan biaya yang mahal,” terang Sri Mulyani, seperti dilansir CNBC Indonesia.
Menurut mantan bos Bank Dunia tersebut, bila memanfaatkan teknologi digital dengan baik, baik dari sisi regulasi maupun edukasi kepada masyarakat, maka bakal membawa Indonesia sebagai negara maju.
Sri Mulyani lantas memperkirakan penduduk Indonesia pada 2045 akan mencapai 300 juta orang dengan mayoritas kelompok muda yang di bawah 40 tahun. Dia menjelaskan, mereka adalah kelompok produktif dengan mobilitas tinggi lantaran tinggal di daerah urban.
Baca juga : Ketum PBNU Tegaskan Aksi 212 Bertujuan Politik, Bukan Kebangkitan Islam
Sri Mulyani pun menilai aktivitas kelompok ini bakal dipengaruhi oleh peranan digital teknologi, baik pendidikan, kesehatan maupun sektor keuangan. Untuk itu, dia menganggap sudah menjadi tugas Pemerintah supaya keseluruhan itu dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan efek negatif seperti penipuan, pencurian data, sampai pencucian uang.
“Digital ini ada banyak kesempatan dalam berbagai hal. Mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, semuanya bisa diubah dengan digital teknologi. Jadi dari sisi Pemerintah akan terus belajar industrinya sendiri untuk bisa formulasi cukup flexible, cukup dinamis, dan memproteksi yang paling lemah itu konsumen maupun data,” ucap Sri Mulyani.
“Kita harus menganggap hal ini sebagai kesempatan untuk melakukan perbaikan,” imbuhnya.
Baca juga : Jokowi Targetkan Pindah ke Ibu Kota Baru Pada Semester I 2024
Lebih lanjut, Sri Mulyani menduga perkembangan teknologi digital ini bakal menjadi ancaman bagi orang yang tidak melek teknologi. Dia lantas mengaku khawatir jika orang-orang tersebut bisa kesepian di masa depan.
“Saya khawatir pada 2045 banyak orang yang kesepian lantaran tidak masuk ke 3D virtual dan dia tertinggal di dunia reality. Hal ini yang perlu kita lihat,” kata Sri Mulyani.