
TIKTAK.ID – Kanselir Jerman, Angela Merkel mencabut pembatasan ketat Covid-19 yang direncanakan akan diberlakukan selama liburan Paskah, setelah keputusan itu menyebabkan keributan di publik dan juga di dalam partainya sendiri.
Dilansir RTnews, dalam panggilan video pada Rabu (24/3/21), Merkel mengatakan kepada Perdana Menteri Negara Bagian bahwa dia membatalkan pembatasan ketat lima hari, yang rencananya akan menutup semua bisnis, dan hanya supermarket yang diizinkan untuk beroperasi satu hari selama periode tersebut.
Pembatasan yang direncanakan juga melarang pertemuan pribadi lebih dari lima orang dewasa dari dua rumah tangga yang berbeda, dan menyerukan agar kebaktian gereja Paskah dilakukan secara virtual.
“Kesalahan ini adalah kesalahan saya sendiri,” kata Merkel, menambahkan bahwa penutupan itu “dibuat dengan niat terbaik” tetapi seharusnya tidak diusulkan karena tidak ada cara untuk mengimplementasikannya dengan benar.
Pembatalan itu mendapat pujian dari banyak orang di partainya sendiri, aliansi politik Kristen-Demokrat. Perdana Menteri Bavaria Markus Soder mengatakan bahwa dia menghormati perubahan hati Kanselir, dengan mencatat legalitas pembatasan yang dipertanyakannya.
Pembatalan itu terjadi setelah Merkel dibombardir oleh kritik atas rencana tersebut. Larangan kebaktian gereja sangat kontroversial, dengan pendeta dan bahkan Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer, sekutu politik lama, mendesak Kanselir untuk mempertimbangkan Kembali keputusannya.
Beberapa pemimpin negara telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan mematuhi aturan tersebut. Perdana Menteri Saxony Michael Kretschmer mengatakan bahwa negaranya tidak akan mencegah gereja untuk mengadakan kebaktian secara langsung.
Merkel telah menetapkan lockdown lima hari sebagai langkah yang diperlukan untuk mencegah penyebaran virus gelombang ketiga. Seperti telah terjadi di Prancis yang memberlakukan lockdown di beberapa wilayah sebagai tanggapan atas lonjakan kasus baru.
Meskipun beberapa wilayah di negara itu perlahan-lahan mulai dibuka kembali, Pemerintah Jerman telah menerapkan rencana yang akan membalikkan pelonggaran pembatasan jika kasus mingguan per 100.000 penduduk naik di atas 100.
Jerman telah melakukan berbagai tingkat penguncian selama sekitar satu tahun terakhir. Pembatasan berkepanjangan, yang awalnya digambarkan sebagai sementara, telah memicu banyak demonstrasi di negara itu, termasuk protes di Kassel selama akhir pekan yang menyebabkan bentrokan dengan polisi.