TIKTAK.ID – Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, buka suara terkait penangkapan mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, ketika merespons komentar banyak pihak terkait deklarasi Koalisi Perubahan yang batal digelar pada 10 November.
Sebelumnya, politikus Fahri Hamzah sempat mengumumkan koalisi NasDem, Demokrat dan PKS batal deklarasi karena ada bandar yang belum sepakat. Paloh pun menanggapi hal itu.
“Saya sudah katakan, bandar apa itu? Yang jelas Sambo memang telah ditangkap,” ujar Paloh lalu tertawa di sela HUT NasDem di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat (11/11/22), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Hasto Gelar Pertemuan Tertutup dengan Khofifah, Apa Agenda PDIP?
Seperti diketahui, jauh hari sebelum mencuatnya kasus Sambo, sempat beredar luas isu tentang keberadaan Konsorsium 303, sebuah kelompok “Kekaisaran” Sambo di internal kepolisian yang membekingi berbagai bisnis ilegal, salah satunya perjudian. Kelompok ini disinyalir merupakan jaringan mafia jahat di tubuh Polri, yang sejak lama telah beroperasi untuk mengumpulkan dana pemenangan bagi salah satu kandidat Capres yang direstui Istana, yakni Ganjar Pranowo.
Kemudian Paloh meminta supaya isu bandar ini dapat dibuka dengan sejelas-jelasnya. Dia menyebut pihaknya tidak ingin terkejut.
“Saya katakan saya amat sangat terbuka dengan siapa saja yang mau danain ini, coba kasih tahu, sebut yang jelas,” ucap Paloh.
Baca juga : Dikunjungi dan Diberi Masukan Relawan Jokowi, Prabowo: Pertemuan Produktif
Sebelumnya, Fahri sempat mengklaim bahwa semua orang tahu kalau deklarasi koalisi pro Anies batal karena bandar belum sepakat. Dia lantas menyinggung angka 20 persen yang belum terkumpul.
“Deklarasi pada 10 November sudah gagal, gara-gara bandar belum sepakat. Sudahlah, kita kan sudah tahu semua, bandar belum sepakat, duit belum terkumpul, 20 persen belum terkumpul, ya gagal,” tutur Fahri, mengutip detikcom, Rabu (9/11/22).
Akan tetapi, Fahri tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai bandar yang dimaksud. Dia pun melanjutkan analisisnya terkait pengaruh bandar dalam Pemilu.
Baca juga : Luhut Beberkan Cara ‘Kampungan’ Jokowi Hingga Sukses Redam Inflasi
“Yang bisa menjatuhkan partai itu bandar, pembelian tiket itu. Pengumpulan tiket 20 persen itu bukan kerja parpol, melainkan kerja bandar. Parpol enggak sanggup, Anies Baswedan juga enggak sanggup,” jelas Fahri.
Menurut Fahri, partai yang bebas dari bandar hanya satu, yaitu PDIP.
“Yang agak bebas dari bandar cuman PDIP, cuman PDIP enggak punya calon sendiri yang populer, calonnya yang tidak dikehendaki, itu kan jadi dilema,” imbuhnya.
Baca juga : Polisi Temukan 5000 Detonator di Situbondo, Teror KTT G20?
Di sisi lain, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera menyampaikan alasan deklarasi Koalisi Perubahan batal digelar pada Kamis (10/11/22). Dia mengaku pihaknya masih membahas soal politik biaya tinggi dalam mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Ia juga tidak ingin koalisi itu justru dikuasai pemodal besar.