
TIKTAK.ID – Pejabat intelijen AS akan dituntut untuk meninjau dan mendeklasifikasi dokumen tentang keterlibatan dalam bentuk apa pun dari Pemerintah Arab Saudi atau individu dari Saudi yang terlibat dalam serangan teroris 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat di bawah Undang-Undang Transparansi 9/11 bipartisan yang diumumkan oleh Senator Robert Menendez.
“RUU ini akan mengarahkan dan mengharuskan Direktur Intelijen Nasional, Jaksa Agung AS, dan Direktur CIA untuk melakukan tinjauan kembali terhadap semua dokumen yang relevan dan mendeklasifikasikannya sebagaimana mestinya,” kata Menendez, pada Kamis (5/8/21). Seperti yang dikutip dari Sputniknews.
Jika Badan-badan tersebut tidak mendeklasifikasi dokumen, mereka akan diminta untuk memberikan penjelasan kepada Kongres “sehingga kita setidaknya akan tahu bahwa ada dokumen atau catatan”.
Menendez berbicara di depan Capitol, diapit oleh keluarga korban serangan teroris 11 September. Banyak keluarga korban yang memegang foto orang-orang terkasih yang mereka sayangi dan meminta pertanggungjawaban atas kejadian 20 tahun terakhir tersebut.
“Jika Pemerintah Amerika Serikat memiliki dokumen apa pun yang ternyata melibatkan Arab Saudi atau individu atau negara mana pun dalam peristiwa 11 September, keluarga-keluarga ini dan rakyat Amerika memiliki hak untuk mengetahuinya,” kata Menendez.
Undang-Undang tersebut mendapat dukungan bipartisan. Pemimpin Mayoritas Senat, Chuck Schumer berbicara di acara tersebut. Co-sponsor RUU itu termasuk Senator senior Republik, Chuck Grassley dan John Thune.
Undang-Undang tersebut dimaksudkan untuk deklasifikasi dokumen tahun 2014 tentang serangan AS yang menewaskan Osama bin Laden di Pakistan, kata Menendez.
Pada 11 September 2001, 19 teroris yang terkait dengan kelompok teroris al-Qaeda membajak empat pesawat jet. Dua dari pesawat ditabrakkan ke menara kembar World Trade Center di New York City, pesawat ketiga menabrak Pentagon di luar Washington, D.C., dan pesawat keempat jatuh di sebuah lapangan di Shanksville, Pennsylvania.
Hampir 3.000 orang tewas selama serangan teroris 9/11 tersebut, yang memicu inisiatif besar AS untuk memerangi terorisme dan menentukan kepresidenan George W. Bush.
Lima belas dari 19 teroris pembajak tersebut adalah warga negara Saudi.