
TIKTAK.ID – Direktur Central Intelligence Agency (CIA), William Burns memperingatkan Rusia tentang konsekuensi jika negara itu terbukti terkait dengan dugaan serangan akustik yang disebut sebagai “Sindrom Havana”, lapor Washington Post mengutip pejabat AS yang mengetahui masalah tersebut.
Burns menyampaikan pesan tersebut selama kunjungannya baru-baru ini ke Moskow. Pada kunjungan itu ia membahas masalah tersebut dengan pejabat senior dari Badan Intelijen Rusia, kata laporan itu pada Rabu (24/11/21), seperti yang dilansir Sputnik.
Direktur CIA memperingatkan para pejabat Rusia bahwa membahayakan personel diplomatik AS dan anggota keluarga mereka, merupakan perbuatan melampaui batas perilaku normal, kata laporan itu.
Peringatan itu tidak berarti bahwa Washington menuduh Moskow melakukan kegiatan itu, tetapi fakta bahwa Burns menyampaikan pesan semacam itu menunjukkan bahwa CIA memiliki kekhawatiran tentang kemungkinan keterlibatan Kremlin, tambah laporan itu.
Moskow telah berulang kali membantah tuduhan keterlibatan dalam dugaan insiden serangan akustik.
Diplomat AS pertama kali didiagnosis Sindrom Havana di Kuba pada 2016 dan kemudian di China pada 2018. Para diplomat mengatakan mereka mengalami serangan suara menusuk yang menyebabkan efek kesehatan jangka panjang. Diplomat AS di Rusia, Tajikistan, Austria dan di beberapa negara Afrika juga melaporkan mengalami gejala Sindrom Havana, yaitu di antaranya mual dan pusing.
Pemerintah AS awalnya menyalahkan Rusia atas dugaan serangan akustik, tetapi Moskow menolak tuduhan itu, menyebutnya sebagai tuduhan yang tidak berdasar dan tidak masuk akal.
Pada Juli, Burns mengatakan Rusia mungkin bertanggung jawab atas insiden tersebut tetapi menambahkan Pemerintah AS tidak memiliki bukti untuk membuat keputusan akhir.
Dilansir New York Post, sekitar 200 diplomat Amerika, pejabat dan anggota keluarga mereka diyakini terkena penyakit aneh -yang digambarkan oleh pemerintah AS sebagai “insiden kesehatan anomali” -saat berada di luar negeri.
“Masalah insiden kesehatan yang tidak wajar ini adalah prioritas utama FBI, karena perlindungan, kesehatan, dan kesejahteraan karyawan dan kolega kami di seluruh Pemerintah Federal adalah yang terpenting,” kata Biro itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan FBI dan komunitas intelijen untuk “mengidentifikasi penyebab insiden ini dan menentukan cara terbaik untuk melindungi personel kami”.