TIKTAK.ID – Armenia menyatakan bahwa salah satu jet tempurnya ditembak jatuh oleh jet Turki, dalam eskalasi besar konflik atas wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.
Kementerian Luar Negeri Armenia mengatakan pilot SU-25 buatan Soviet tewas setelah ditembak oleh F-16 Turki di wilayah udara Armenia, tulis BBC, Selasa (29/9/20).
Turki, yang berada di pihak Azerbaijan dalam konflik tersebut, menolak berkomentar terkait peristiwa itu.
Hampir 100 orang, termasuk warga sipil, tewas dalam tiga hari pertempuran memperebutkan wilayah pegunungan yang menjadi sengketa bertahun-tahun.
Pada selasa kemarin kedua negara saling tuduh adu tembak langsung ke wilayah masing-masing di luar zona konflik Nagorno-Karabakh. Ini merupakan pertempuran terburuk di wilayah itu sejak 1990-an dan kini telah memasuki hari ketiga dengan kematian warga sipil yang terus meningkat.
Puluhan jiwa telah dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka sejak bentrokan antara Azerbaijan dan Armenia di daerah kantong pegunungan di Nagorno-Karabakh yang meletus pada Minggu kemarin.
Sebagai tanda bahwa pertempuran sedang menyebar, Kementerian Luar Negeri Armenia melaporkan kematian seorang warga sipil pertama di Armenia yang dilaporkan tewas dalam serangan Azeri di kota Vardenis lebih dari 20 km (12 mil) dari Nagorno-Karabakh, tulis Reuters.
Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan sebuah bus sipil Armenia terbakar di kota itu setelah ditembak pesawat tak berawak Azeri. Tidak jelas apakah kematian warga sipil yang dilaporkan berasal dari insiden itu.
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev mengatakan 10 warga sipil tewas akibat tembakan Armenia sejak Minggu. Tidak ada informasi resmi tentang korban di antara prajurit Azeri.
Nagorno-Karabakh adalah daerah yang memisahkan diri di dalam Azerbaijan tetapi dijalankan oleh etnis Armenia dan didukung oleh Armenia. Ia memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang tahun 1990-an, tetapi tidak diakui oleh negara mana pun sebagai republik merdeka.
Perang habis-habisan dapat menyeret kekuatan regional utama Rusia dan Turki. Moskow memiliki aliansi pertahanan dengan Armenia, yang merupakan jalur kehidupan daerah kantong itu ke dunia luar, sementara Ankara mendukung kerabat etnis Turki-nya sendiri di Azerbaijan.
Kremlin mengatakan Moskow terus berhubungan dengan Turki, Armenia dan Azerbaijan terkait konflik tersebut. Setiap pembicaraan upaya memberikan dukungan militer untuk pihak lawan hanya akan menambah bahan bakar api peperangan, katanya.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan gencatan senjata segera dan de-eskalasi dalam panggilan telepon dengan para pemimpin Azerbaijan dan Armenia, kata juru bicara Pemerintah, Steffen Seibert.