
TIKTAK.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siraj mengungkapkan bahwa negara-negara yang masih melakukan impor vaksin virus Corona (Covid-19) adalah negara yang kalah dalam perang biologis yang melanda dunia saat ini.
“Adanya Covid-19 ini ada perang baru, perang biologi, dan perang vaksin. Negara yang mampu memproduksi vaksin akan menjadi pemenang dalam perang ini. Sedangkan negara yang tak mampu, hanya impor saja, itulah negara yang kalah,” ujar Said saat berpidato di acara Haul Emas KH Wahab Chasbullah ke-50 yang disiarkan di kanal YouTube NU Channel, seperti dilansir CNN Indonesia.
Kemudian Said mengkritik Indonesia yang masih belum mampu membuat vaksin virus Corona sampai saat ini. Padahal, ia mengatakan virus tersebut sudah bermutasi lebih berbahaya dari sebelumnya. Ia pun menilai dibutuhkan vaksin yang lebih canggih lagi untuk melawan varian delta virus Corona yang lebih ganas tersebut.
Baca juga : Demokrat Ungkap Ada Isu Jokowi 3 Periode Berkedok Force Majeur Pandemi Covid-19
“Padahal pandemi ini sudah berubah varian, dan muncul yang lebih ganas, yakni varian delta. Itu butuh vaksin yang lebih canggih lagi. Kita belum mampu membuat vaksin yang pertama, namun pandeminya sudah meningkat ke level ketiga,” tutur Said.
Oleh sebab itu, Said mengklaim negara-negara yang menjadi produsen vaksin akan menjadi pemenang dalam perang biologis yang terjadi saat ini. Ia pun mengaku khawatir jika Indonesia bisa didikte oleh para negara-negara produsen vaksin virus Corona di kemudian hari.
Lantas Said menyatakan masih belum mengetahui sejauh mana pengaruh perang vaksin global tersebut bagi Indonesia. Meski begitu, dia berharap dampaknya tidak sampai berbahaya bagi Indonesia di kemudian hari.
Baca juga : Tolak Presiden 3 Periode, Refly Harun: Sudah Cukup, Pak Jokowi Sudah Jadul
“Perang biologi, penguasa industri, kesehatan, dan industri vaksin misalnya, menjadi panglima yang bisa menguasai kebijakan suatu negara. Kita akan didikte oleh negara yang bisa memproduksi vaksin,” ucap Said.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto memaparkan bahwa Indonesia mengimpor vaksin dari lima negara sekaligus. Namun ia menjelaskan, vaksin tersebut tidak spesifik untuk vaksin Virus Corona. Adapun kelima negara pengimpor vaksin terbesar ke Indonesia yakni China, Hong Kong, Amerika Serikat, Belgia dan Prancis.