TIKTAK.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah kembali melakukan kocok ulang atau reshuffle Kabinet. Namun pada reshuffle Kabinet kali ini, Jokowi tak banyak melakukan perombakan terhadap menterinya.
Seperti dilansir CNNIndonesia.com, total Jokowi sudah merombak jajaran menterinya sebanyak enam kali selama dua periode kepemimpinannya. Jokowi melakukan reshuffle Kabinet pertama pada 13 Agustus 2015. Ketika itu, setidaknya terdapat enam kursi menteri yang dirombak oleh Jokowi.
Setahun kemudian, Jokowi kembali melakukan reshuffle pada 27 Juli 2016, dengan merombak 13 posisi menteri sekaligus dalam Kabinet Kerja. Salah satu menteri yang terdepak yakni Anies Baswedan, yang digantikan oleh Muhadjir Effendy.
Pada 2018, Jokowi melakukan reshuffle yang ketiga. Jokowi melantik Idrus Marham sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indarparawansa, serta menunjuk Moeldoko untuk duduk sebagai Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Teten Masduki.
Di penghujung masa jabatan periode pertamanya, Jokowi kembali melakukan reshuffle. Setelah itu, Jokowi kembali melakukan reshuffle Kabinet pada Desember 2020, usai dua menterinya, Juliari P. Batubara dan Edhy Prabowo terjerat kasus korupsi.
Jika dibandingkan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jokowi masih lebih sering melakukan reshuffle. Pada periode pertama, SBY hanya melakukan reshuffle dua kali.
Pada 5 Desember 2005, SBY merombak lima pos kementerian, yakni Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kepala Bappenas. Hal itu usai SBY mendapat berbagai kritik yang menilai kabinet yang ia pimpin bekerja dengan tidak maksimal.
SBY pun kembali melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu pada 7 Mei 2007, dengan merombak sejumlah posisi menteri. Salah satunya mengganti Menteri Sekretaris Negara, Yusril Ihza Mahendra dengan Hatta Radjasa.
Selanjutnya, SBY melakukan perombakan pada 20 Mei 2010. Namun ia hanya mengganti posisi Menteri Keuangan yang ditinggalkan Sri Mulyani karena mulai menjabat sebagai Direktur Bank Dunia.
Lantas pada 17 Oktober 2011, SBY kembali merombak jajaran Kabinetnya. Akan tetapi, perombakan tersebut sempat menuai kontroversi, karena tetap mempertahankan Andi Mallarangeng dan Muhaimin Iskandar yang diduga terlibat kasus korupsi.
Dua tahun berselang, tepatnya pada 15 Januari 2013, SBY mengganti Menpora, Andi Mallarangeng yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi Hambalang, dan digantikan oleh Roy Suryo.