TIKTAK.ID – Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, diketahui sedang berada di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada Minggu (25/4/21) pagi.
Di Kabupaten Ngawi, Anies bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Kemudian hadir pula Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono.
Anies, Khofifah, dan Ony dijadwalkan hadir dalam acara penandatangan nota kesepahaman (MoU) penyediaan pangan untuk warga DKI Jakarta.
“Pukul 09.00 WIB pagi ini, Gubernur DKI, Gubernur Jatim, serta Bupati Ngawi akan menghadiri MoU kerja sama penyediaan pangan untuk Warga DKI Jakarta”, begitu bunyi informasi yang diterima awak media, seperti dilansir iNews.id, Minggu (25/4/21).
Rencananya penandatanganan MoU tersebut pun akan dilaksanakan di Dusun Alas Pecah, Desa Geneng, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Sementara itu, pertemuan keduanya sebagai mantan menteri di Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi), menurut pakar politik dari Paramadina, Hendri Satrio, merupakan pertemuan yang bukan hanya urusan Pemerintah Daerah semata.
“Mungkin terdapat makna-makna lain di sana. Lantaran keduanya calon presiden potensial, bahkan versi Kedai Kopi pun menyatakan demikian,” ujar Hendri sebagaimana dilansir Detik, Minggu (25/4/21).
Menurut Hendri, Anies maupun Khofifah sebelumnya sempat melakukan pertemuan bersama Kepala Daerah yang lain. Lantaran itulah safari semacam ini dapat dipandang sebagai penjajakan sebelum Pilpres.
Hal serupa diutarakan Ketua Departemen Politik dan Perubahan sosial CSIS, Arya Fernandes. Bagi Arya, pertemuan Anies dan Khofifah dapat jadi upaya menjaring pasangan yang tepat menuju Pilpres 2024.
“Kandidat-kandidat Kepala Daerah yang populer sekarang tengah menjajaki kemungkinan guna bertemu mencari chemistry (kecocokan), lantaran mereka sadar beberapa di antaranya itu tidak dimiliki (oleh), (atau) bukan kader politik tertentu. Anies, RK, Khofifah itu kan secara formal bukan kader partai. Jadi mereka bertemu mencari kemungkinan-kemungkinan. Kemungkinan itu dapat dengan mendekati parpol atau kemungkinan guna bekerja sama dalam pemerintahan,” terang Arya.
Di samping itu, menurut Arya, pertemuan tersebut merupakan semacam sinyal bagi partai politik. Sinyal bahwa kedua belah pihak siap menjalin komunikasi.