
TIKTAK.ID – Anggota Kongres Partai Republik AS terpecah setelah 10 anggotanya membelot dari keputusan Partai dan mendukung Partai Demokrat untuk mendakwa Presiden Donald Trump pada sidang Kongres terkait pemakzulan pada Rabu (13/1/21).
Dilansir BBC, salah satu anggota Kongres Liz Cheney, anggota DPR Republik peringkat ketiga, menghadapi desakan dan seruan untuk mundur dari posisi kepemimpinan partainya setelah pemungutan suara kemarin dia mendukung pemakzulan terhadap Trump.
Anggota parlemen yang memilih untuk memakzulkan Trump mengatakan bahwa mereka telah menerima ancaman kekerasan, dan keamanan terhadap diri mereka telah ditingkatkan.
Semua terjadi ketika Trump bersiap untuk lengser dari jabatannya dan menghadapi persidangan di Senat.
Cheney yang ayahnya adalah wakil presiden dari Partai Republik George W Bush, segera menghadapi seruan untuk mengundurkan diri setelah pada pemungutan suara dia memilih untuk mendakwa Trump karena menghasut pemberontakan terhadap Pemerintah AS.
“Saya tidak akan ke mana-mana. Ini adalah suara hati nurani,” kata Cheney, setelah pendukung konservatif Trump di Kongres meminta dia untuk mundur.
“Itu salah satu di mana ada pandangan berbeda dalam konferensi kami. Tetapi bangsa kami menghadapi hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, sejak Perang Saudara, krisis konstitusional,” katanya kepada wartawan pada Rabu lalu, ketika Trump dimakzulkan untuk kedua kalinya dan mengukir sejarah tersendiri bagi Amerika.
Seorang anggota Partai Republik lainnya mengatakan dia dan beberapa rekannya telah membeli pelindung tubuh dan telah dipaksa untuk mengubah rutinitas normal mereka setelah menerima ancaman kekerasan.
“Sangat menyedihkan bahwa kami harus sampai pada titik itu, tetapi Anda tahu kekhawatiran kami adalah bahwa seseorang mungkin mencoba membunuh kami,” kata Peter Meijer dari Partai Republik Michigan kepada MSNBC, Kamis kemarin.
“Kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kami tidak mengharapkan Capitol dikuasai untuk pertama kalinya dalam 200 tahun,” katanya.
“Dan jadi dalam lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan tingkat ketakutan yang belum pernah terjadi sebelumnya, perpecahan dan kebencian, kita harus memperhitungkan segala skenario.”
Pada sidang Rabu kemarin, Dewan Perwakilan Rakyat AS memilih dengan 232 suara dibandingkan 197, untuk mendakwa Trump karena diduga menghasut para perusuh yang menyerbu Capitol pada pekan lalu.
FBI telah memperingatkan kemungkinan protes bersenjata yang telah direncanakan di Washington DC dan 50 Ibu Kota Negara Bagian di AS menjelang pelantikan Presiden terpilih dari Partai Demokrat, Joe Biden pada Rabu, 20 Januari nanti.