
TIKTAK.ID – Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, dijadwalkan untuk keluar dari Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Sukamiskin pada 10 April 2023 mendatang. Anas pun dipastikan bakal kembali ke gelanggang politik dengan kendaraan yang sudah disiapkan, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), yang dinakhodai oleh loyalisnya, Gede Pasek Suardika. Lantas bagaimana langkah politik Anas dan dampaknya terhadap Partai Demokrat?
Pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menjelaskan bahwa kemungkinan besar Anas tidak akan tinggal diam. Ujang menduga Anas akan bergerak bersama PKN dan Gede Pasek.
“Kelihatannya Anas tidak akan tinggal diam. Sebab, dia sudah keluar dari penjara dan sudah ada partai yang dia bentuk bersama Gede Pasek, Partai Kebangkitan Nusantara. Hal itu menjadi jalan politik Anas lagi,” terang Ujang, pada Sabtu (1/4/23), seperti dilansir Sindonews.com.
Baca juga : Partai Ummat Ungkit Timnas Rusia dan Yugoslavia, Bandingkan Perlakuan FIFA ke Timnas Israel
Ujang menilai Anas tidak akan tinggal diam untuk bisa mengganggu Partai Demokrat. Ujang memaparkan, bagaimanapun Anas adalah mantan Ketua Umum Demokrat dan sudah lama berada di Partai Demokrat. Oleh sebab itu, Ujang menyebut Anas mengetahui kekurangan Partai Demokrat, bahkan juga tahu soal kasus-kasus di Partai Demokrat.
“Bisa jadi Anas itu masuk penjara karena katakanlah dikerjai oleh petinggi-petinggi Partai Demokrat, maka bisa jadi nanti ke depan akan mengungkap, membuka tabir hitam. Contohnya terkait keburukan-keburukan atau korupsi-korupsi di Partai Demokrat, bisa saja, bukan tidak mungkin,” ucap Ujang.
Menurut Ujang, dalam politik, kalau tidak saling berbaikan maka saling serang. Untuk itu, dia menganggap sangat mungkin Anas bakal membuka satu per satu kasus yang pernah dilakukan oleh Demokrat.
Baca juga : Klaim KIB Pasti Bubar Jika Golkar Gabung KIR, Cak Imin: Ada Tanda-tanda
“Saya sih melihatnya Demokrat bisa jadi bakal ada kasus satu per satu yang akan dibuka oleh Anas Urbaningrum, yang penting Anasnya kuat, yang penting Anasnya berani, kita tunggu saja,” jelas Ujang.
Meskipun begitu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) tersebut meragukan keberadaan Anas dan PKN mampu menggerus Demokrat di Pemilu 2024. Dia melanjutkan, yang terjadi, PKN berpotensi mengganggu Demokrat dan menurunkan suara.
“Jika power menggerus suara Demokrat belum tentu, namun untuk mengganggu Partai Demokrat guna membuka kasus-kasus korupsi Demokrat, sehingga suara Partai Demokrat bisa saja turun. Namanya juga persaingan dua kubu,” imbuhnya.