
TIKTAK.ID – Akun Whatsapp sampai Telegram kepunyaan sejumlah aktivis antikorupsi mengalami peretasan pada beberapa hari yang lalu. Saat ini, peretasan mengena penyidik senior KPK, Novel Baswedan serta mantan Jubir KPK, Febri Diansyah.
Pada akun Twitter-nya, Novel Baswedan menyebutkan akun Whatsapp-nya telah dibajak pada Kamis (20/5/21) malam sehingga akun tersebut di luar kendalinya.
“Akun Telegram saya dibajak sejak pukul 20.22 WIB hari ini shg tdk lg di bawah kendali saya”, ketik Novel dalam unggahan di Twitternya.
Dia menyebutkan kasus serupa menyasar Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK, Sujanarko. Akun Telegram Sujanarko, mengalami hal serupa yang dialami Novel pada hari yang sama di malam hari.
“Akun Telegram Pak Sujanarko sejak pukul 20.31 WIB juga dibajak shg tdk dlm kendali ybs”, sebutnya.
Dia juga menyatakan bahwa akun Telegram miliknya telah di luar kendalinya.
Beberapa menit kemudian, Febri Diansyah menyampaikan hal serupa. Febri tidak dapat mengakses WhatsApp miliknya.
“Akun WA (WhatsApp) saya barusan tidak bisa diakses”, ketik Febri pada unggahan di Twitter-nya, @febridiansyah, Kamis (20/5/21) malam.
Febri mengatakan, jika terdapat pesan yang dikirim melalui akun WhatsApp-nya, ia memastikan pesan tersebut bukan darinya.
“Jika ada pesan yg saya kirimkan saat ini, itu bukan dari saya,” lanjutnya.
Selain dialami akun-akun pegawai KPK, peretasan juga terjadi pada aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW).
Beberapa hari lebih awal, sebagian aktivis ICW mengalami peretasan pada akun WhatsApp sampai GoJek. Misalnya, aktivis ICW Nisa Rizkiah menyatakan peretasan yang dialami akun para aktivis ICW pada Senin (17/5/21) diperkiraan pukul 12.30 WIB sampai 12.45 WIB.
“Banyak sih ya yang kena retas. Tadi sebenarnya pertama banget tadi sekitar jam 12.45 WIB atau 12.30 WIB. Dua teman di ICW melaporkan di grup jika akun WA mereka diretas, dan akun Telegram juga terdapat percobaan masuk dan gagal. Akun e-mail mereka juga coba diretas,” sebut Nisa sebagaimana dilansir Detik.
Nisa menyebut aktivis ICW yang diduga diretas yaitu dirinya, Almas Sjafrina, Egi Primayogha, Lola Easter, sampai Adnan Topan Husodo.
Saat itu, Nisa mengklaim memperoleh sejumlah telepon dari nomor-nomor yang tak dikenal sampai pada akhirnya akun WhatsApp kepunyaannya ter-logout.