TIKTAK.ID – Akademisi Sejarah dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Baskara Tulus Wardaya, menyatakan bahwa parodi lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” adalah penghinaan serius terhadap Bangsa Indonesia. Baskara menilai parodi dalam tayangan video itu bukan saja menghina lagu “Indonesia Raya”, namun juga menghina Lambang Negara hingga Kepala Negara yang pernah menjabat dan sedang menjabat saat ini.
“Ini merupakan sebuah penghinaan atau parodi yang sangat berat, serius, karena ini memparodikan Lagu Kebangsaan,” ujar Baskara, kepada CNNIndonesia.com melalui telepon, Senin (28/12/20).
Perlu diketahui, Lagu Kebangsaan Indonesia yang diparodikan itu diunggah melalui akun Youtube “MY Asean” sekitar dua pekan. Lirik “Indonesia Raya” ciptaan WR Supratman diganti dengan kalimat-kalimat ejekan untuk Indonesia dan Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
Baca juga : Fadli Zon Tantang Menteri Agama Yaqut Debat Terbuka, Soal Apa?
Kemudian Baskara menduga penghinaan oleh pihak yang mengunggah konten tersebut tidak terjadi secara spontan. Ia menyebut pemilik akun “MY Asean” sengaja mempelajari lagu serta Lambang-lambang Negara Indonesia untuk membuat konten tersebut. Ia menegaskan, ulah pelaku itu terencana.
“Tampaknya orang ini telah mempelajari lagu ‘Indonesia Raya’ secara sungguh-sungguh, karena nyanyinya kan betul. Suaranya, nyanyinya tuh bagus, artinya ini bukan spontan, tapi dipelajari. Maksud saya, terdapat unsur kesengajaan dan dia sudah menyiapkan,” ucap Baskara.
“Jadi ini kalau pembunuhan, maka namanya premeditated [sebelumnya direncanakan], bukan spontan. Dan kalau di dalam hukum pembunuhan, spontan dan premeditated yang terencana itu hukumnya berbeda,” imbuhnya.
Baca juga : Viral, Sambutan Pertama Risma di Depan Pegawai Kemensos Bikin ‘Ngeri’!
Oleh sebab itu, Baskara menganggap penghinaan tersebut patut diselidiki dengan sungguh-sungguh. Ia mengatakan dalam penyelidikan juga harus memastikan apakah unggahan dibuat oleh seseorang atau justru berkelompok.
Meski begitu, Baskara mengimbau agar tanggapan serius itu tak perlu dibarengi dengan emosi. Terlebih ia menyatakan Pemerintah telah mengambil langkah dengan menghubungi langsung Pemerintah Malaysia -baik yang di Indonesia maupun di negara jiran tersebut.
“Memang perlu kita tanggapi dengan serius, tetapi jangan sampai emosi, seperti itu kan KBRI di Malaysia kan bilang jangan emosi, karena sedang ditangani,” terang Baskara.
Baca juga : Presiden PKS: Amankan Suara Rakyat yang Tidak Puas Dengan Jokowi!
“Kalau kita ke sana [emosi], maka misi dari pembuat parodi berhasil. Dia ingin keruhkan situasi, jadi menurut saya perlu ditanggapi tetapi jangan terlalu emosi lah,” lanjutnya.