
TIKTAK.ID – Kader Nahdlatul Ulama (NU), Ainun Najib mengungkapkan bahwa Indonesia kini sedang mengalami polarisasi di masyarakat. Dia menjelaskan, hal itu karena Indonesia masih terhambat dalam menguasai perkembangan teknologi.
“Di Indonesia, kita tengah mengalami problem itu [polarisasi]. Mungkin banyak yang melihatnya sebagai masalah sosial. Namun sejatinya itu merupakan masalah teknologi karena kita belum menguasai, hanya sekadar mampu menyikapi hadirnya teknologi informasi dan sosial media,” terang Ainun Najib melalui acara virtual Haul ke-2 Salahuddin Wahid, Kamis (3/2/22), seperti dilansir CNN Indonesia.
Menurut Ainun, di Amerika Serikat (AS) terjadi polarisasi akibat negara gagal menguasai struktur sosial yang dikacaukan oleh perkembangan teknologi seperti media sosial, berita bohong, hingga berita palsu.
Baca juga : Edy Rahmayadi Curhat ke Jokowi soal ‘Pelitnya’ Sri Mulyani
“Kita lihat terjadi polarisasi yang sangat besar, dan beberapa tahun terakhir dampaknya pun sangat signifikan di kestabilan sosial di sana,” ucap Ainun.
Ainun mengatakan hal itu juga terjadi di Indonesia. Bahkan dia menyebut perkembangan teknologi berpotensi jauh lebih mengerikan dalam beberapa puluh tahun ke depan. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat, terutama kalangan muda Nahdliyyin, agar siap dengan perubahan itu.
“Ini baru awal, karena dalam dekade-dekade ke depan bakal lebih mengerikan dan lebih cepat lagi perubahan-perubahan teknologi yang kita semua, terutama kalangan muda Nahdliyin musti siap,” tegas Ainun.
Baca juga : Soal Ide Duet Prabowo-Cak Imin, Gerindra Sulsel: Kami Tunduk dan Patuh
Perlu diketahui, Ainun adalah seorang praktisi teknologi informasi (IT) dan kader muda Nahdlatul Ulama yang kini bekerja di Singapura. Belakangan, nama Ainun menjadi perhatian publik usai disebut-sebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027 di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Senin (31/1/22) lalu.
Ketika itu, Jokowi mengaku telah mengenal Ainun. Jokowi berharap supaya Ainun bisa kembali ke Indonesia untuk membangun ekosistem digital RI.
“Tapi di sana gajinya sangat tinggi. Jadi kalau diajak ke sini harus bisa digaji lebih dari yang di Singapura. Ini tugasnya nanti Pak Kiai. Kalau beliau yang ngendiko, digaji berapa pun, bismillah pasti mau,” tutur Jokowi.
Baca juga : Ainun Najib, Kader NU yang Pernah Kritik Keras Jokowi Soal Pandemi
Merespons hal itu, Ainun menyatakan bingung, karena sampai hingga saat ini belum ada pendekatan resmi dari pihak mana pun yang datang kepadanya.
“Belum tahu harus merespons bagaimana, karena belum ada pendekatan resmi yang datang juga,” jelas Ainun dalam keterangannya, dikutip di situs resmi NU, Kamis (3/2/22).