TIKTAK.ID – Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan bahwa terdapat tiga kunci kesuksesan partainya dalam menghadapi kelompok yang disebutnya Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) yang dilakukan oleh Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko dan sejumlah mantan kader.
AHY menyampaikan hal itu ketika berbicara di hadapan wartawan di Hotel Golden Tulip, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (25/4/21) malam, dikutip dari situs resmi Partai Demokrat. AHY mengatakan kecepatan bertindak dengan melakukan deteksi dan antisipasi menjadi faktor pertama.
“Karena pesan singkat yang dikirimkan kepada saya, itu melengkapi betul apa yang tengah kita investigasi,” ujar AHY.
Kemudian AHY menyatakan faktor berikutnya adalah keberanian. Salah satunya, kata AHY, dengan berani menyampaikannya kepada publik.
Untuk diketahui, AHY pada 1 Februari lalu memang sempat menggelar konferensi pers menginformasikan adanya upaya GPK-PD. Selain itu, AHY juga mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meminta konfirmasi mengenai hal tersebut.
“Langkah ini juga yang menyebabkan perubahan atau pun membuat ceritanya menjadi berbeda,” ucap AHY.
AHY menilai jika pihaknya ketika itu tidak berani, takut-takut, atau diam-diam, maka bisa jadi Partai Demokrat bisa tidak ada hari ini.
“Dan yang ketiga, yaitu kekompakan kita. Kalau kita tidak kompak, dan tidak solid, tidak juga bisa kita lalui itu dengan baik. Jadi tiga ini, kalau salah satu saja absen, maka ceritanya mungkin akan berbeda. Itulah pelajaran yang berharga dari situasi kemarin,” jelas AHY.
Sebelumnya, AHY menyebut polemik Kongres Luar Biasa yang mendera partainya menjadi berkah terselubung alias blessing in disguise. AHY menyatakan hal itu ketika ditanya ihwal dampak elektoral bagi partai dan dirinya dari adanya gerakan kudeta Demokrat selama dua bulan belakangan.
“Banyak yang mengatakan kalau hal ini blessing in disguise. Saya sendiri selalu mensyukuri kalau ada kebaikan atau kemuliaan di setiap ujian dan musibah,” tutur AHY mengutip Tempo.co, Kamis (15/4/21).
AHY juga mengaku mengambil sisi positif dari persoalan pengambilalihan partai itu.