
TIKTAK.ID – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir diketahui berencana memanggil Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beserta komisaris Pertamina lainnya dan direksi Pertamina. Hal itu terkait rencana sinergi BUMN PT Rekayasa Industri (Rekind) ke perusahaan migas pelat merah tersebut.
Menurut Erick, pemanggilan itu untuk menggali informasi lebih lanjut, mengingat rencana sinergi tersebut telah ditetapkan sejak 2018 silam dan hingga kini masih belum ada perkembangan terbaru.
“Beri saya waktu, mungkin coba satu bulan ini untuk memanggil direksi dan komisaris Pertamina. Apakah mereka bisa akan melaksanakan program yang sudah diberikan pada saat itu (tahun 2018), jadi bukan di zaman saya,” ujar Erick melalui Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis, seperti dilansir Tempo.co.
Erick mengungkapkan bahwa rencana sinergi Rekind ke Pertamina memang masih ada kendala di rapat internal Pertamina antara direksi dengan komisaris.
Mengutip situs resmi Rekind, PT Rekayasa Industri sendiri berdiri pada 12 Agustus 1981. Keberadaan Rekind pun diharapkan bisa mengurangi ketergantungan bangsa Indonesia terhadap perusahaan asing dalam pengembangan industri skala besar.
Saat ini Rekind merupakan satu-satunya perusahaan EPCC nasional yang sepenuhnya dimiliki Indonesia. Kepemilikan saham Rekind terdiri dari PT Pupuk Indonesia (Persero) sebesar 90,6 persen, PT Pupuk Kalimantan Timur (4,97 persen), serta Negara Republik Indonesia (4,97 persen).
Seiring berjalannya waktu, Rekind juga berhasil menyerap ilmu rancang bangun pabrik dari perusahaan-perusahaan EPC kelas Dunia. Rekind terus berinovasi dan mengembangkan kemampuannya demi menghasilkan karya berkualitas.
Bisnis.com melaporkan, rencana akuisisi Rekind oleh Pertamina sebenarnya sudah mencuat sejak zaman Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Dia sudah sejak lama menyarankan Pertamina untuk mengakuisisi Rekind. Dengan begitu, Pertamina bisa memiliki keahlian di bidang konstruksi dan rekayasa, termasuk untuk membangun kilang dan infrastruktur energi lainnya.
Dahlan menyatakan Indonesia memerlukan perusahaan besar yang bergerak di bidang Engineering, Procurement, and Construction (EPC), supaya dapat bersaing di kancah internasional. Oleh sebab itu, di bawah induk usaha Pertamina, Rekind diharapkan dapat bersaing dengan perusahaan EPC ternama internasional.