TIKTAK.ID – Saat ini stunting masih mengintai anak-anak, khususnya mereka yang tumbuh di negara berkembang. Stunting sendiri merupakan gangguan pertumbuhan yang terjadi akibat kurangnya gizi kronis sejak masa kehamilan hingga anak mencapai usia dua tahun, atau pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Seperti dikutip Kompas.com dari laman Kementerian Kesehatan, ada banyak faktor penyebab stunting. Akan tetapi, pemicu utama gangguan gizi kronis ini lantaran kurangnya asupan gizi selama masa kandungan hingga masa balita.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak, orangtua dapat memberikan anak sebutir telur setiap hari untuk bayi usia 6-9 bulan. Pemberian telur tersebut pun menyesuaikan usia. Contohnya pada usia bayi 9 bulan sampai 1 tahun, kebutuhan telur per hari meningkat menjadi 1,5 butir, lalu 2 butir per hari untuk anak di atas 1 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan di Medical News Today, memberi makan satu telur per hari kepada anak balita selama 6 bulan mampu mengurangi risiko stunting. Penelitian yang dilakukan oleh ahli dari Washington University menyebut prevalensi terhambatnya pertumbuhan bisa berkurang 47 persen dengan konsumsi asupan satu butir telur setiap hari.
Riset itu adalah uji coba terkontrol secara acak yang melibatkan anak usia enam hingga sembilan bulan dari Equador, Amerika Selatan. Equador sengaja dipilih dalam riset itu karena sekitar 23 persen anak di bawah usia lima tahun di sana mengalami gangguan pertumbuhan, dan sekitar 6 persen kekurangan berat badan.
Dalam penelitian itu, anak-anak dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama diberi makan satu butir telur setiap hari selama 6 bulan, dan kelompok lainnya tidak diberi makan telur (kontrol). Menurut hasil uji coba, peneliti mengeklaim anak-anak yang diberi makan telur punya skor tinggi dan berat badan yang lebih baik untuk anak seusianya ketimbang kelompok kontrol.
Tidak hanya itu, hasil uji coba juga menyebut konsumsi telur setiap hari juga mampu mengurangi prevalensi terhambatnya pertumbuhan sebesar 47 persen. Adapun prevalensi kekurangan berat badan berkurang sebesar 74 persen.