TIKTAK.ID – Samsung mengaku akan selalu memakai pengisi daya cepat (fast charging) 25 watt untuk menjaga usia atau masa pakai baterai. Sementara di tengah persaingan akhir-akhir ini, sejumlah vendor ponsel China juga beradu dalam membuat pengisi daya cepat sampai 100 watt.
Baru-baru ini Realme membuat pengisi daya cepat 125 watt. Perusahaan yang masih termasuk sayap perusahaan Oppo itu bahkan telah memperlihatkan uji coba teknologi tersebut pada Juli lalu. Dengan pengisi daya cepat 125 watt, baterai 4.000 mAh dapat diisi penuh cukup dalam 20 menit.
Meski begitu, teknologi pengisi daya cepat tidak menjadi fokus utama bagi Samsung. Perusahaan asal Korea Selatan itu masih merasa cukup dengan menggunakan teknologi pengisi daya cepat 25 watt.
Teknologi pengisi daya tersebut bahkan digunakan pula oleh ponsel flagship mereka, Samsung Galaxy 20 Ultra. Walau sebelumnya Galaxy Note 10 telah memakai pengisi daya cepat 45 watt.
Pengisi daya 25 watt disebut Samsung dapat mengisi 50 persen baterai selama 30 menit atau 1 jam agar baterai terisi penuh.
Bagi Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia, M. Taufiqul Furqan, fast charging memicu panas yang dapat mempersingkat usia baterai.
“Semakin cepat di-charge, itu panasnya semakin tinggi dan mengurangi masa pakai baterai,” sebutnya pada acara konferensi pers di Jakarta, Jumat (4/9/20).
Walaupun begitu, pengurangan waktu menggunakan baterai klaim Taufik cuma sekitar 10 persen penurunannya sepanjang setahun.
“Misal biasanya handphone biasa dipakai ampe jam 6, dalam beberapa lama turun jadi jam 5 uda harus diisi lagi,” lanjutnya.
Taufiq pun berdalih walau cuma menawarkan baterai menggunakan pengisi cepat 25 watt, Samsung pun meningkatkan kapabilitas manajemen pemakaian baterai di perangkat. Kegunaannya agar mengirit pemakaian baterai bagi pengguna. Lantas baterai dapat digunakan semakin lama dalam kurun sehari.
Lebih jauh, pengisi daya cepat Samsung telah menjalankan standar yang ditentukan prosesor Qualcomm Snapdragon. Seiring ponsel China semacam Realme, Oppo, serta Xiaomi menginovasi pengisi daya cepat mereka sendiri.
Sebagaimana dilansir Android Authority, teknologi pengisi daya cepat Qualcomm itu kemudian disemati label anyar oleh vendor ponsel. Teknologi tersebut dinamai Adaptive Charging oleh Samsung. Sementara itu Motorola menamainya dengan Turbo Charging.
Pada Agustus 2019 silam, Samsung pernah disebut sedang mengembangkan teknologi baterai yang dapat terisi penuh cukup selama 30 menit saja. Teknologi baterai ini dinamai Graphene.