
TIKTAK.ID – Presiden Donald Trump mengesampingkan himbauan para ahli akan pentingnya membatasi gerak sosial untuk memperlambat penyebaran virus corona. Malah Tump membanggakan kemungkinan keberhasilan pengobatan, seperti yang dilaporkan NBCNews, Selasa 24 Maret 2020.
“Kehidupan akan segera kembali normal,” kata Trump di Gedung Putih, Senin 23 Maret 2020. “Kesulitan akan berakhir, hal itu akan segera berakhir. Kehidupan normal akan kembali”.
Trump juga gelisah dengan perekonomian Amerika saat ini yang terpuruk dihantam wabah corona. Maka dia menjanjikan kehidupan warga Amerika segera akan kembali normal. Dia melanjutkan bahwa, setelah 15 hari, setelah jarak sosial diberlakukan oleh pemerintah, sejak pertengahan bulan, para pejabat akan memutuskan bagaimana membuka kembali negara ini.
Baca juga : Ini Penyebab Ratu Inggris Hengkang dari Istana dan Isolasi Dirinya di Kastil Windsor
“Ini periode yang jauh lebih singkat dari yang saya dengar melalui laporan berita,” kata Trump.
Namun banyak orang tak melihat Amerika seperti yang dilihat Trump. Sejumlah gubernur di negara bagian Amerika yang paling terdampak dan profesional medis, sebagian dari mereka tak setuju dengan pendapat Trump bila pemulihan keadaan normal akan berlangsung cepat.
Ahli penyakit menular Amerika, Dr. Anthony Fauci mengatakan pada Jumat sebelumnya bahwa warga Amerika kemungkinan harus tinggal di rumah dan melakukan jarak sosial setidaknya selama beberapa minggu.
“Saya tidak bisa melihatnya akan pulih dengan cepat, minggu depan atau dua minggu dari sekarang. Saya tidak berpikir ada kemungkinan itu,” kata Fauci.
Baca juga : Hadapi Virus Corona, Paus Fransiskus Serukan Doa Bersama Seluruh Umat di Dunia
Selain Fauci, ahli bedah umum Jerome Adams memperingatkan bahwa pada minggu mendatang menunjukkan krisis akan memburuk.
“Saya ingin Amerika mengerti, minggu ini, wabah akan menjadi buruk,” kata Adams.
Hingga saat ini di Amerika Serikat tercatat lebih dari 100 kematian terkait virus corona dalam satu harinya, terhitung sejak pertama kalinya wabah ini dimulai. Terdapat lebih dari 42.600 kasus di AS dan New York sebagai negara bagian Amerika yang memiliki kasus terbanyak yaitu sekitar 21.689 kasus. Dan setidaknya 540 orang telah meninggal.
Kondisi itu menempatkan Amerika sebagai negara ketiga di dunia yang memiliki jumlah kasus coronavirus terbesar setelah China dan Italia.
Baca juga : Surati Kim Jong Un, Trump Tawari Korea Utara Kerjasama Lawan Corona
Sementara itu, Sekjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa coronavirus “pandeminya semakin cepat”. Hal itu disampaikannya melalui cuitannya di kaun Twitternya pada hari Senin kemarin.
Menurut Johns Hopkins University, di seluruh dunia saat ini tercatat lebih dari 381.000 kasus novel coronavirus dan lebih dari 16.500 kematian secara global.