TIKTAK.ID – Tujuh mantan Kapolri diketahui telah mendatangi Mabes Polri untuk bertemu Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Kamis (27/10/22). Pertemuan tersebut guna menunjukkan keprihatinan jajaran purnawirawan Polri atas rentetan peristiwa yang kini tengah dihadapi oleh Korps Bhayangkara.
Para purnawirawan jenderal eks Kapolri yang datang ke Mabes Polri yakni Roesmanhadi (1998-2000), Chairudin Ismail (2001), Da’i Bachtiar(2001-2005), Sutanto (2005-2008), Bambang Hendarso Danuri (2008-2010), Timur Pradopo (2010-2013), dan Badrodin Haiti (2015-2016).
Menanggapi hal itu, Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto mengatakan bahwa aksi “turun gunung” ketujuh mantan Kapolri itu menjadi sebuah kode keras kepada Listyo kalau ada masalah sangat krusial dalam institusi Polri yang harus segera dibenahi.
Baca juga : Diisukan Ditawari Dana dan Posisi Menteri untuk Jegal Anies, PKS Bilang Begini
Bambang menilai kunjungan itu juga sebagai bentuk dukungan dan dorongan eks Kapolri kepada Listyo supaya segera melakukan kebijakan konkret untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap Polri yang mulai merosot belakangan ini. Bambang pun menyebut Listyo tidak memiliki pilihan lain selain segera mereformasi kepolisian.
“Bahkan Presiden sendiri beberapa hari lalu telah pasang badan untuk memberi dukungan moril pada Kapolri dan jajarannya, dengan mengumpulkan Kasatwil di seluruh Indonesia. Jadi dukungan seperti apa lagi yang diperlukan oleh Kapolri untuk melakukan pembenahan institusinya?” ujar Bambang, seperti dilansir CNNIndonesia.com, pada Kamis (27/10/22).
Menurut Bambang, institusi Polri telah menjadi sorotan publik selama 3-4 bulan terakhir ini lantaran banyaknya masalah. Terlebih, kata Bambang, masalah itu justru datang dari para petinggi Polri.
Baca juga : Teman Ganjar Duga Ada Upaya Benturkan Megawati dan Jokowi
Bambang mencontohkan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang didalangi oleh mantan Kepala Divisi Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, hingga melibatkan banyak petinggi dan anggota lain. Selain itu, kasus Irjen Teddy Minahasa sebagai tersangka kasus peredaran narkoba, hingga tragedi Kanjuruhan Malang.
Bambang menganggap kondisi itu menunjukkan ada sistem yang keliru dalam tubuh Polri. Dia menyatakan masyarakat juga mulai membenarkan asumsi soal selama ini perwira tinggi Polri hasil produksi dari kedekatan-kedekatan dengan pucuk pimpinan atau hasil lobi-lobi politik.