TIKTAK.ID – Beberapa negara Eropa mengumumkan pada Minggu (27/2/22) bahwa mereka akan memasok Ukraina dengan senjata dan amunisi. Negara-negara itu antara lain Republik Ceko, Portugal, Belgia, dan Belanda, sementara Jerman membuat pernyataan serupa pada Sabtu sebelumnya.
Sejak awal serangan Rusia pada 24 Februari, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengeluarkan beberapa seruan kepada masyarakat internasional untuk memberikan “bantuan pertahanan” ke negaranya, seperti yang dilaporkan RT.
Pada 25 Februari, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengumumkan bahwa aliansi tersebut akan memberikan lebih banyak dukungan kepada Ukraina, termasuk memasok sistem pertahanan udara. Pernyataan itu diikuti oleh pengumuman serupa dari negara-negara Eropa lainnya.
“Serangan Rusia menandai titik balik. Adalah tugas kita melakukan yang terbaik untuk membantu Ukraina bertahan melawan tentara invasi Putin. Itu sebabnya kami memasok 1.000 senjata anti-tank dan 500 rudal penyengat ke teman-teman kami di Ukraina,” tulis Kanselir Jerman, Olaf Scholz pada Sabtu di akun Twitternya.
Keputusan itu menunjukkan perubahan kebijakan Jerman, yang sebelumnya menolak memberikan senjata ke Kiev.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Ceko memposting video kereta yang tampaknya menuju Ukraina, mengatakan Republik Ceko mengirim “senapan mesin, senapan serbu, pistol, amunisi dan amunisi artileri” dengan bantuan lebih lanjut yang akan disetujui oleh Pemerintah pada Minggu.
Belanda akan mengirimkan 50 senjata anti-tank Panzerfaust 3 dengan 400 rudal dan 200 rudal Stinger ke Ukraina.
“Selain itu, Kementerian Pertahanan sedang menyelidiki kemungkinan memasok unit pertahanan udara Patriot dengan Jerman ke kelompok tempur NATO di Slovakia,” kata Kementerian Pertahanan Belanda.
Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo mengatakan negaranya akan memberi Ukraina 2.000 senapan otomatis dan 3.800 ton bahan bakar.
Pemimpin Portugis, Antonio Costa mengatakan pada Jumat bahwa negaranya akan mengirim 175 tentara untuk membantu tentara Ukraina di lapangan untuk mengamankan perbatasan mereka.
Hari berikutnya, Kementerian Pertahanan negara itu mengatakan akan memasok Ukraina dengan peralatan militer seperti “rompi, helm, kacamata night vision, granat dan amunisi kaliber berbeda, radio portabel lengkap, repeater analog, dan senapan otomatis G3.”
Presiden Rusia, Vladimir Putin menjelaskan peluncuran operasi militer dengan kebutuhan untuk “demiliterisasi” Ukraina, untuk melindungi Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, dan untuk memastikan bahwa Rusia tidak akan ditempatkan di bawah ancaman NATO dari wilayah Ukraina. Argumen ini, bagaimanapun, belum meyakinkan Barat, yang menanggapi tindakan Moskow dengan menjatuhkan sanksi keras.