TIKTAK.ID – Sebanyak 34 tentara AS didiagnosis menderita cedera otak traumatis setelah serangan Iran di dua pangkalan AS awal bulan ini, kata Pentagon, meskipun pemerintah sebelumnya mengklaim cedera itu “tidak serius.”
Delapan tentara AS yang sebelumnya diterbangkan ke Jerman telah dipindahkan ke AS untuk perawatan lebih lanjut, Pentagon mengakui dalam konferensi pers pada hari Jumat. Sembilan lainnya masih berada di Jerman, di mana mereka sedang menjalani observasi medis dan perawatan. Beberapa telah kembali ke Irak setelah dikirim ke Kuwait untuk observasi, dan 16 lainnya telah kembali bertugas di Irak setelah mendapatkan hasil diagnosis.
Baca juga: Breaking News! ‘Pawai Jutaan Manusia’ dimulai di Baghdad untuk menuntut penarikan pasukan AS
Pemerintahan Trump awalnya melaporkan bahwa serangan rudal Iran pada 8 Januari di dua pangkalan militer di Irak tidak mengakibatkan korban jiwa. Tetapi kemudian, muncul pernyataan bahwa “beberapa” sedang dirawat karena gejala gegar otak, jumlah tersebut akhirnya naik menjadi 11 orang yang dikirim ke luar negeri untuk tindakan observasi medis.
Presiden Donald Trump secara konsisten mengecilkan tingat cidera yang dialami para pasukannya, menyatakan awal pekan ini bahwa ia telah “mendengar (tentara yang terluka) sakit kepala” tetapi bersikeras “itu tidak terlalu serius … relatif (ringan) terhadap cedera lain yang pernah saya lihat.”
Baca juga: Serangan Roket Beruntun Hantam Zona Hijau Baghdad, Sirine kedubes AS Berbunyi
Teheran melakukan serangan yang presisi di pangkalan militer Al-Asad dan Erbil sebagai pembalasan atas pembunuhan Panglima Komandan Jenderal Qassem Soleimani dengan serangan udara di bandara Baghdad. Sementara kerusakan pada infrastruktur pangkalan sangat besar, tidak ada korban manusia. Sementara Trump memuji peringatan dini sistem deteksi rudal pangkalan yang membuat pasukan memiliki waktu untuk melarikan diri ke tempat yang aman sebelum serangan, Irak diberi tahu tentang rudal yang masuk oleh Iran dan berbagi informasi dengan AS.
Terlepas dari keputusan Parlemen Irak awal bulan ini yang menyerukan agar semua pasukan asing meninggalkan negara itu, militer AS bersikeras untuk tetap tinggal, bahkan ketika pemerintahan Trump telah memberikan bualan kepada gagasan kedaulatan Irak. Protes besar-besaran terhadap apa yang mereka sebut sebagai penjajahan oleh AS membanjiri jalan-jalan pada hari Jumat, dengan demonstran menuntut Washington menarik diri secara penuh atau menghadapi konsekuensi yang mengerikan. Pembunuhan Soleimani sebagian besar menyatukan penduduk Irak dengan Iran melawan Amerika.