TIKTAK.ID – Polisi Bolivia menembakkan gas air mata kepada para demonstran yang tengah melayat. Demonstran membawa peti jenazah salah satu rekannya yang tewas akibat kekerasan polisi. Namun Polisi melarang demonstran melanjutkan perjalanan, meminta mereka bubar dan meninggalkan peti jenazahnya di jalan. Demikian dilaporkan Russian Today.
Insiden itu terjadi di Ibu Kota Bolivia, La Paz, Kamis (21/11/19). Kala itu para peziarah dan demonstran akan menguburkan salah satu rekan mereka. Namun, pada aksi damai itu, jalan yang mereka harus lalui melewati rute dekat Istana kepresidenan, sehingga polisi menghalau mereka. Para demonstran merespons dengan meneriakkan “pembunuh!” kepada polisi. Sejumlah demonstran juga melempar polisi yang segera dibalas dengan tembakan gas air mata dan memaksa demonstran meninggalkan peti jenazah di jalanan.
Baca juga: Upaya Pembunuhan Mantan Presiden Bolivia Evo Morales
Peristiwa itu langsung ditanggapi dengan keras oleh mantan Presiden Bolivia, Evo Morales. Morales menuduh Pemerintah tak memiliki rasa hormat terhadap mereka yang meninggal.
“Pemerintah de facto Anez tak menghormati orang mati dalam peti jenazah mereka, atau menghormati kerabat, wanita dan anak-anak yang berbaris dengan damai untuk menghormati kehidupan dan demokrasi,” kata Morales dalam sebuah twitnya pada Kamis (21/11/19).
Pernyataan Morales itu ditujukan kepada “presiden sementara” Jeanine Anez. Ia adalah seorang senator oposisi yang menyatakan dirinya sebagai Pemimpin Bolivia, setelah Morales dipaksa mengundurkan diri oleh militer.
Baca juga: Iran Sukses Jinakkan Kerusuhan Kurang dari 24 Jam
Halaman selanjutnya…