TIKTAK.ID – Hingga kini polisi masih belum mengungkapkan secara pasti motif perempuan bernama Siti Elina nekat mencoba menerobos masuk Istana Negara. Akan tetapi, hasil pemeriksaan sementara menyebut Siti ingin bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kepada penyidik, Siti mengaku ingin bertemu Jokowi untuk menyampaikan Dasar Negara Indonesia yang ia nilai salah.
“Dia datang ke Istana sebenarnya ingin bertemu Presiden Jokowi untuk menyampaikan Indonesia salah karena dasarnya bukan Islam, tetapi ideologi Pancasila,” ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, pada Rabu (26/10/22), seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Meski begitu, Hengki mengklaim penyidik masih mendalami lebih lanjut motif Siti melakukan aksinya tersebut.
Baca juga : Jokowi Bikin Aturan Baru, 11 Bahan Pokok Ini Akan ‘Dikuasai’ Negara
Di sisi lain, Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan Siti mengaku mendapat mimpi sebelum beraksi di Istana. Aswin menjelaskan, mimpi itu pun disimpulkan oleh Siti untuk merencanakan aksi menerobos ke Istana Negara.
“Yang bersangkutan itu seperti memperoleh mimpi-mimpi atau wangsit. Jadi, yang bersangkutan mimpi masuk surga masuk negara sehingga sampai kepada kesimpulan kalau dia harus menegakkan ajaran yang benar,” terang Aswin.
Aswin melanjutkan, saat ini penyidik masih mendalami motif tersebut. Dia juga menyatakan polisi bakal melibatkan psikolog untuk memeriksa kondisi Siti.
Baca juga : Tegaskan Siap Dampingi Anies di Pilpres 2024, AHY: Kami Ingin Menang
“Kita mendalami motifnya. Kita sarankan bertemu psikolog guna mendalami kejiwaan terhadap yang bersangkutan. Kita ingin supaya kita bisa hidup damai, aman, tenteram semuanya,” ucap Aswin.
Sebelumnya, polisi menangkap Siti Elina ketika mencoba untuk menerobos Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Selasa (25/10/22) pagi. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Siti yang merupakan warga Koja, Jakarta Utara itu berkaitan dengan kelompok radikal. Tersangka terhubung dengan sejumlah akun medsos yang terindikasi eks Hizbut-Tahrir (HTI) dan Negara Islam Indonesia (NII).
Setelah itu, Densus 88 Antiteror Polri melakukan pengembangan dan menemukan terdapat dua orang lainnya yang diduga ikut terlibat jaringan terorisme, yaitu BU selaku suami Siti dan JM yang merupakan gurunya.
Baca juga : Soal Sanksi PDIP ke Ganjar dan FX Rudy, Apa Maksud Megawati?
Dalam kasus tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya satu buah senjata sejenis FN, dua buah airsoft gun, dan satu buah senjata tajam berbentuk pistol. Polisi juga menyita tiga buah buku yang berjudul ‘Jalan Menuju Hidayah’, ‘Luruskan Aqidah Anda’, serta ‘Pribadi dan Akhlak Rosul’.