TIKTAK.ID – Kiev akan melakukukan sesuatu yang mengejutkan, jika AS gagal mengirimkan beberapa peluncur roket untuk melawan Rusia, kata seorang pembantu Presiden Volodymyr Zelensky, Alexey Arestovich pada Senin (31/5/22). Hal itu disampaikan Alexey sebagai respons atas pernyataan Presiden AS Joe Biden, yang mengatakan AS tidak akan mengirim roket jarak jauh ke Ukraina yang dapat menghantam Rusia.
Dilansir dari Russia Today, Washington dilaporkan di ambang meningkatkan upaya mempersenjatai Ukraina dengan senjata yang lebih berat. Arestovich, tokoh kunci Ukraina tentang urusan militer, menguraikan tanggapan Kiev terhadap sebuah skenario, bila senjata tidak dikirimkan seperti yang diharapkan.
“Keputusan tentang sistem akan segera datang, dan kami akan memahami apakah mereka akan memasoknya atau tidak,” katanya. “Jika tidak, kita akan memiliki amukan yang patut dicontoh.”
AS diperkirakan akan mengirimkan dua jenis sistem roket ke Ukraina, M270 Multiple Launch Rocket System (MLRS) dan M142 High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS). Keduanya dapat meluncurkan rudal balistik taktis dengan jangkauan hingga 300 km, tetapi jenis amunisi yang lebih terjangkau bagi mereka adalah roket jarak pendek yang dapat ditembakkan secara bertubi-tubi.
Pada Senin kemarin, Biden mengatakan bahwa AS “tidak akan mengirim sistem roket ke Ukraina yang dapat menyerang Rusia”. Dia tidak merinci, tetapi banyak orang, termasuk Arestovich, percaya bahwa dia mengacu pada amunisi, bukan peluncur.
“Tujuh puluh kilometer lebih dari cukup bagi kami,” katanya, mengacu pada jangkauan proyektil yang lebih kecil.
Laporan media mengatakan para pejabat AS enggan memasok rudal jarak jauh yang dapat digunakan untuk menyerang sasaran di Rusia karena kekhawatiran bahwa Moskow akan menganggapnya sebagai eskalasi besar.
Rusia menyalahkan pasukan Ukraina atas beberapa insiden lintas perbatasan yang melukai warga sipil dan menyebabkan kerusakan di dalam wilayah Rusia. Kiev tidak mengklaim kredit atau menyangkal bertanggung jawab atas mereka.
Ukraina memiliki beberapa peluncur roket buatan Soviet di gudang senjatanya tetapi mengklaim bahwa sistem Amerika akan memberikan keuntungan di medan perang.
Pasukan Ukraina telah mundur di timur bulan ini, menyerahkan wilayah yang diklaim sebagai milik mereka oleh Republik-republik yang didukung Rusia di wilayah Donbass.
Kiev juga mengalami kemunduran di Mariupol, dengan lebih dari 2.000 tentara menyerah kepada pasukan Rusia setelah menghabiskan berminggu-minggu di bawah kepungan pasukan Rusia.
Rusia menyerang negara tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014. Yaitu Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis, yang dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri dari negara Ukraina. Akhirnya Moskow mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk.
Sejak itu Kremlin menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.