TIKTAK.ID – Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni, diketahui mendatangi Istana Kepresidenan Jakarta, pada Rabu (15/6/22). Pria yang akrab disapa Toni itu disebut-sebut menjadi anggota Kabinet Indonesa Maju, melalui reshuffle yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Akan tetapi, Toni enggan mengakui kabar mengenai dirinya dilantik sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
“Etisnya biar Pak Presiden saja yang mengumumkan,” ujar Toni di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/22), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Survei Pilpres 2024: Pasangan Anies-AHY Saingan Terberat Ganjar-Emil
Toni mengatakan bahwa dirinya hadir sebagai perwakilan PSI. Selain itu, dia juga mengklaim hadir sebagai perwakilan Muhammadiyah.
Toni mengungkapkan, dia telah dipanggil oleh Presiden Joko Widodo ke Istana pada kemarin sore, Selasa (14/6/22). Dia menjelaskan, pertemuan tersebut digelar tertutup mulai pukul 17.30 WIB. Namun Toni enggan membocorkan isi pertemuan dengan Jokowi. Dia lantas berjanji akan memberi keterangan usai pelantikan.
“Setelah [pelantikan] di dalam, nanti kita akan update,” ucap Toni.
Baca juga : Tolak Wacana Jokowi 3 Periode, Projo Singgung Lengsernya Soeharto
Beberapa saat setelah itu, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Wempi Wetipo juga terlihat datang ke Istana. Akan tetapi, dia enggan memberi keterangan pers dan memilih langsung masuk ke Istana. Wempi sendiri dikabarkan bakal dilantik sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri.
Sekadar informasi, Toni sempat menjadi politikus di PDIP sebelum menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pertimbangan DPP PSI. Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah atau IPM ini pun pernah dipercaya sebagai Direktur Eksekutif Maarif Institute periode 2005-2009, yakni lembaga yang didirikan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.
Kemudian Toni mencalonkan diri sebagai anggota legislatif untuk Pemilihan Umum Legislatif pada 2009. Ketika itu, dia mewakili PDIP untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat IX. Sayangnya, Toni belum berhasil lolos sebagai anggota legislatif karena kurang suara, dibandingkan dengan Maruarar Sirait dan TB Hasanuddin yang terpilih saat itu.
Baca juga : Heboh Pria di Probolinggo Ngaku Nabi
Selanjutnya Toni mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015 hingga 2020. Tapi di tengah pencalonan itu, Toni memutuskan untuk mundur. Dia lebih memilih berkonsentrasi sebagai Sekretaris Jenderal PSI yang baru didirikannya bersama politikus muda lainnya.