TIKTAK.ID – Sepuluh petugas polisi Jerman diskors setelah mereka tertangkap basah berada di grup percakapan online kelompok Neo-Nazi, yang digunakan kelompok sayap kanan di Rhine-Westphalia Utara. Ini merupakan kasus terbaru yang ditemukan di antara anggota polisi di negara bagian terpadat di Jerman itu.
Pesan-pesan yang disebarluaskan di grup WhatsApp itu, yang di dalamnya terdapat 15 peserta, diduga merupakan tindak pidana, kata Menteri Dalam Negeri Herbert Reul, pada Selasa (24/11/20), tulis Al Jazeera.
Dia menggambarkan konten tersebut sebagai “sangat xenofobik (anti-migran) dan tidak manusiawi”.
Jumlah anggota keamanan di Rhine-Westphalia Utara yang terlibat dan menghadapi tuduhan serupa telah meningkat menjadi 191 orang sejak grup obrolan sayap kanan pertama ditemukan pada September lalu.
Reul memberi contoh jenis konten yang dibagikan dalam kasus terbaru, termasuk gambar orang Arab yang dilihat melalui alat penglihatan senapan. Ada juga komentar tentang penembakan masjid tahun lalu di Christchurch, Selandia Baru, yang mengatakan, “Terlalu banyak yang meleset.”
Para tersangka yang berada di grup WhatsApp bernama Kunta Kinte itu, yang didirikan pada 2015 dan digunakan oleh petugas polisi yang merupakan anggota grup bowling. Para peserta membagikan ratusan pesan, foto, dan video termasuk foto-foto pemimpin Nazi Adolf Hitler yang tak terhitung jumlahnya. Termasuk juga komentar anti-Semit.
Pada Selasa pagi, pejabat Jerman menggerebek sejumlah rumah polisi aktif dan pensiunan sehubungan dengan kabar tersebut.
Tujuh belas lokasi digeledah di negara bagian barat, termasuk di kota Essen dan Muelheim an der Ruhr. Lebih dari 600 perangkat penyimpanan disita.
Sembilan tersangka menghadapi tuduhan ujaran kebencian dan menggunakan simbol yang dilarang di bawah konstitusi Jerman.
Ditemukan juga rencana serangan terhadap politisi, pencari suaka dan Muslim.
Awal bulan ini, Jaksa Federal Jerman menuntut 12 tersangka konspirator sayap kanan yang dicurigai merencanakan “serangan teroris” terhadap politisi, pencari suaka dan Muslim.
Sebelas orang, yang ditangkap dalam penggerebekan di seluruh negeri pada bulan Februari, dituduh sebagai anggota “organisasi teroris” dan pelanggaran senjata ilegal. Tersangka konspirator ke-12 telah didakwa mendukung “kelompok teroris”.
Penangkapan itu menyusul penggerebekan, beberapa tempat oleh unit khusus bersenjata berat, yang dilakukan di 13 lokasi di enam negara bagian Jerman.
Empat tersangka utama berencana untuk memicu “situasi seperti perang saudara … melalui serangan yang belum ditentukan terhadap politisi, pencari suaka dan orang-orang yang beragama Muslim,” kata Jaksa Federal pada Februari.
Menurut laporan media awal tahun ini, kelompok itu berencana menggunakan senjata semi-otomatis untuk meniru serangan di Christchurch pada Maret 2019, yang menewaskan 51 orang di dua masjid.