TIKTAK.ID – Aksi buruh atau May Day yang rencananya digelar besar-besaran diurungkan, tak lama setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan langsung.
Mulanya, serikat buruh seperti Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) hingga Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) berencana menggelar aksi buruh dengan tuntutan menolak RUU Cipta Kerja. KSPI, KSPSI, dan juga perwakilan dari Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) bertemu Jokowi di Istana dan memberikan masukan soal RUU Cipta Kerja.
Baca juga: Jokowi Sampaikan Kabar Gembira Soal Kelebihan Indonesia dalam Melawan Virus Corona
“Tiga presiden buruh bertemu dengan Pak Jokowi untuk memberikan masukan soal omnibus law cluster ketenagakerjaan. Kita menginginkan serikat buruh bisa dilibatkan secara lebih aktif dalam pembahasan dan Presiden mendengar dengan sangat-sangat baik,” ujar Presiden KSPSI, Andi Gani, seperti dilansir Detik.com, Rabu (22/4/20).
Kemudian serikat buruh menunggu pengumuman keputusan Jokowi perihal RUU Cipta Kerja sebelum memutuskan akan/tidaknya demo pada 30 April, yang rencananya akan dihadiri 50 ribu buruh.
Dua hari setelah pertemuan tersebut, Jokowi menyatakan pihak Pemerintah bersama DPR sepakat menunda pembahasan RUU Cipta Kerja klaster ketenagakerjaan. Ia menyebut penundaan tersebut untuk memberikan kesempatan kepada Pemerintah dan DPR mendalami substansi omnibus law, serta mendapatkan masukan dari berbagai pihak.
Halaman selanjutnya…