TIKTAK.ID – Perusahaan maskapai Virgin Australia menyatakan pailit pada Selasa (21/4/20), namun bertekad tetap terbang sambil menunggu keputusan pihak pengelola.
Keputusan ini menjadikan Virgin sebagai operator terbesar yang belum bertekuk lutut di bawah tekanan pandemi virus Corona. Padahal pandemi ini telah menghancurkan industri penerbangan global, seperti yang dilaporkan AFP.
Dalam pengumuman ke Bursa Efek Australia, Virgin menyatakan pihaknya berencana untuk tetap mengoperasikan penerbangan meskipun menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada para pengelola.
Baca juga : Tak Benar-benar Bebas dari Wabah, China Masih Laporkan 12 Kasus Baru Covid-19
“Keputusan kami hari ini adalah tentang mengamankan masa depan Virgin Australia Group dan bertahan dari krisis Covid-19,” kata CEO Paul Scurrah dalam sebuah pernyataannya. “Australia membutuhkan maskapai penerbangan kedua dan kami bertekad untuk terus terbang.”
Maskapai ini memiliki utang lebih dari 3,2 miliar dolar Amerika atau setara 50 triliun rupiah dan telah mengajukan permohonan pinjaman 875 dolar Amerika atau 13 triliun rupiah untuk tetap bertahan. Namun, Pemerintah menolak untuk menyelamatkan perusahaan yang sebagian besar sahamnya milik asing.
Vaughan Strawbridge, salah satu pengelola dari firma akuntansi Deloitte, mengatakan lebih dari 10 pihak telah menyatakan “minat besar” untuk menjadi bagian dari rencana restrukturisasi.
Baca juga : Di Florida, Karantina Saat Covid-19 Membawa Berkah Bagi Penyu yang Hampir Punah
“Ada minat luar biasa dalam bisnis dan restrukturisasi Virgin Australia,” katanya kepada wartawan di Sydney. “Dan kami yakin ini akan menghasilkan restrukturisasi yang dapat dicapai dalam waktu singkat.”
Lembaga pemeringkat Moody’s mengatakan kreditor tanpa jaminan harus melakukan “pemotongan yang signifikan” agar restrukturisasi berhasil.
“Namun demikian, hasil seperti itu mungkin tetap disukai untuk membuat perusahaan ini ke dalam likuidasi dengan prospek pemulihan yang tidak pasti,” katanya.
Maskapai ini telah memberhentikan 1.000 pekerja dan merumahkan 8.000 dari 10.000 pilot, pramugari, dan awak darat.
Strawbridge mengatakan para pengelola akan “berusaha untuk mempertahankan sebanyak mungkin para pekerja”.
Virgin menangguhkan semua rute internasional dan membatalkan semua penerbangan kecuali satu rute domestiknya setelah Australia menutup perbatasannya untuk membatasi penyebaran Covid-19 dan memberlakukan pembatasan ketat pergerakan warga.
Baca juga : Salip Iran, Turki Peringkat 1 Kasus Covid-19 di Timur Tengah
Baru-baru ini maskapai ini mulai mengoperasikan rute domestik terbatas, serta penerbangan untuk membawa warga Australia pulang dari luar negeri, dengan dukungan keuangan dari Pemerintah.
Halaman selanjutnya…