TIKTAK.ID – Aksi kerusuhan massa mulai menjalari India setelah Perdana Menteri Narendra Modi mengusulkan Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan, yang akan memberikan peluang kewarganegaraan India bagi non-Muslim.
Pemerintah Modi menegaskan undang-undang itu diperlukan untuk membantu melindungi hak-hak minoritas teraniaya dari Afganistan, Bangladesh, dan Pakistan yang mayoritas Muslim dan menetap di India sebelum 2015, seperti yang dilaporkan Reuters.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia, seperti Kantor Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengecam undang-undang itu sebagai “diskriminatif secara fundamental” terhadap Muslim India, yang mengisi sekitar 14 persen dari populasi India, atau 180 juta orang. Protes pro dan kontra undang-undang pun pecah berujung konflik sektarian antara umat Hindu dan Islam.
Menanggapi kejadian amuk massa mengenaskan yang menyasar umat Islam India hingga menyedot perhatian dunia internasional tersebut, mantan Ketua Umum MUI yang kini menjabat Wakil Presiden RI, Kiai Ma’ruf Amin ikut buka suara, menyodorkan petuah sekaligus solusi yang menurutnya tepat bagi India.
Baca juga: Kuasa Hukum Habib Rizieq Banting Stir Bela Ahok, Ini Reaksi Mujahid 212
“Kita menginginkan agar India bersikap seperti kita indonesia, yaitu membangun toleransi, moderasi di dalam beragama,” kata Ma’ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/3/20) lalu.
Ma’ruf mengatakan, sebagai sesama negara majemuk, moderasi beragama semestinya bukan hanya berlaku pada agama Islam. “Tapi semua agama yang moderat. Sehingga bisa menjaga harmoni dan hubungan kerukunan,” katanya.
Alih-alih mendapatkan simpati, solusi yang disodorkan Ma’ruf Amin justru berbuah sindiran dari netizen, bukan hanya lewat komentar singkat melainkan lewat tulisan panjang di sebuah laman media online, mojok.co.
“Sekadar mengingatkan beberapa tahun lalu, tepatnya tahun 2005 Pak Ma’ruf pernah turut andil menerbitkan fatwa Ahmadiyah sebagai aliran ‘sesat dan menyesatkan’. Bagi orang Islam yang mengikuti Ahmadiyah itu akan dianggap murtad. Ahmadiyah dianggap sebagai kepercayaan terlarang yang telah keluar dari akidah Agama Islam. Hal ini sama saja membunuh para jemaah Ahmadiyah secara sosial dan membuatnya menjadi public enemy-nya para mayoritas. Apakah ini bentuk toleransi yang Bapak bangga-banggakan untuk ditiru oleh masyarakat India?” sindir netizen tersebut di awal tulisannya.
Baca juga: Soal Ahok, Ali Imron Bom Bali Kaget Muslim Kok Lebih Brutal dari Teroris?
Halaman selanjutnya…