
TIKTAK.ID – Amerika Serikat menuduh empat perwira militer China melakukan serangan siber besar-besaran ke perusahaan kredit raksasa Equifax. Perusahaan ini adalah satu dari 3 perusahaan besar swasta yang mencatat semua transaksi keuangan (kartu kredit, pinjaman, SSN/nomor jaminan sosial) rakyat Amerika.
Lebih dari 147 juga warga Amerika kena dampaknya ketika para peretas mencuri data pribadi mereka termasuk nama dan alamat. Bukan hanya di Amerika, pelanggan di Inggris dan Kanada juga terpengaruh, seperti yang dilansir BBC, pada Selasa (11/2/20).
Namun, China membantah tuduhan peretasan itu dan bersikeras tak terlibat di dalamnya.
Pengadilan Amerika Serikat mengumumkan dakwaannya pada Senin 10 Februari lalu. Jaksa Agung William Barr menyebut peretasan itu sebagai “salah satu pelanggaran data terbesar dalam sejarah”.
Dokumen pengadilan menyebutkan keempat perwira China itu adalah Wu Zhiyong, Wang Qian, Xu Ke dan Liu Lei. Mereka diduga anggota Lembaga Penelitian Angkatan Darat ke-54 Tentara Pembebasan Rakyat, bagian dari militer Tiongkok.
Baca juga: Xi Jinping Telepon Jokowi, Puji Kedekatan Indonesia-China, Soal Apa?
Sebelumnya mereka menghabiskan waktu berminggu-minggu berada dalam sistem perusahaan, membobol jaringan keamanan dan mencuri data pribadi, tulis dokumen pengadilan itu.
Dalam dakwaannya pengadilan juga menuduh kelompok itu mencuri rahasia dagang, termasuk kompilasi dan desain berbasis data.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang membatah tuduhan Amerika itu. Pada Selasa (12/2/20), dia mengatakan bahwa militer dan personil China tak pernah terlibat dalam pencurian siber rahasia dagang.
Dia balik menyatakan bahwa China sendiri adalah korban kejahatan dunia maya, pengawasan dan pemantauan oleh Amerika.
Hingga kini keberadaan empat terduga itu belum diketahui dan sangat tak mungkin mereka dapat diadili di Amerika.
Wakil Direktur FBI, David Bowdich mengatakan “Kami tak bisa menahan mereka, mengadili di pengadilan, dan mengunci mereka, setidaknya tidak untuk hari ini.”
Baca juga: Puluhan Anggota Penyelamat Tewas Akibat Longsor Salju di Turki
Sebelumnya pada 2017, Equifax melaporkan terjadinya peretasan yang mengakses informasi antara pertengahan Mei dan Akhir Juli 2017.
Pelaku diduga menggunakan 34 server yang berlokasi hampir di 20 negara untuk menyembunyikan lokasi mereka sesungguhnya.
Sementara Equifax sendiri menyimpan data lebih dari 820 juta konsumen serta 91 juta informasi tentang bisnis.
Hingga saat ini Bodwdich bilang belum ada bukti adanya data yang digunakan untuk membajak rekening bank atau kartu kredit seseorang.
Halaman selanjutnya…