Sambut Rencana Pemerintah Bangun Pusat AI di Papua, Menantu Amien Rais Gagas Pusakantara

TIKTAK.ID – Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi, mengaku menyambut baik rencana Pemerintah untuk mendirikan pusat Artificial Intelligence (AI) di Jayapura. Rencana tersebut tak lepas dari kondisi bahwa saat ini merupakan zaman digitalisasi dan AI, serba digitalisasi, serta mulai AI-nisasi. Dia mengatakan negara-negara maju di dunia sedang berlomba-lomba mengembangkan berbagai macam teknologi yang berbasis AI.
“Tentu Indonesia sebagai bangsa yang sudah merdeka puluhan tahun, dan selama puluhan tahun pula punya rekam jejak dalam pendidikan tinggi serta penelitian, kita harus turut berkompetisi dalam penguasaan AI ini,” ujar Ridho dalam siaran persnya, pada Ahad (9/3/25), seperti dilansir Republika.co.id.
Ridho menyatakan sebagai Doktor di bidang Data Science and Machine Learning dari Universitas Radboud, Belanda yang mendalami AI, dirinya memberikan sejumlah masukan kepada Pemerintah soal program pusat AI di Jayapura.
Baca juga : Ini Pembelaan Pramono Usai Diprotes Pantau Banjir Jakarta Naik Helikopter
Ridho memaparkan, pertama, pusat AI seyogiyanya menggabungkan lima komponen, yakni Pusat Riset AI, Pusat Bisnis AI, Pusat Ahli atau Pakar AI, Pusat Funding AI, serta Pusat Data dan Komputasi AI. Kedua, dia menilai idealnya Pusat AI berdiri di satu tempat.
“Bayangkan sebuah pusat perbelanjaan mal yang berisi berbagai toko yang menawarkan produk-produk AI, memamerkan riset-riset AI. Ada bank yang dapat membiayai project-project AI, ada katalog pakar-pakar AI yang siap dipekerjakan, dan ada pusat data serta superkomputer untuk berbagai komputasi AI,” jelas Ridho.
Akan tetapi, Ridho menyatakan bila rencana tersebut dibangun di Jayapura, maka terbayang betapa besar biaya mobilitas untuk bolak-balik ke sana dan karena lokasinya yang jauh, bisa jadi “mal” pusat AI tersebut sepi pengunjung.
Baca juga : PSI: Tak Ada Intervensi Politik dan Nepotisme Soal Kenaikan Pangkat Letkol Teddy
Apalagi, kata Ridho, dengan rencana efisiensi budgeting Pemerintah, pendirian pusat AI di satu tempat seperti Jayapura dikhawatirkan justru menjadi tidak efisien.
“Bayangkan setiap bulan, anggaran bakal tersedot banyak untuk tiket pesawat ketimbang riset pengembangan AI itu sendiri, lantaran para pejabat Pemerintah, periset, dan peminat produk-produk AI harus bolak-balik Jakarta-Jayapura,” ucap Ridho.
Ridho lantas menawarkan solusi bahwa Pemerintah dapat membuat Pusat AI yang tetap menjadi satu, tapi bukan dalam arti bangunan fisik. Ia menerangkan, pusat data dan komputasi bisa diletakkan di Jayapura karena data tetap bisa diakses dan komputasi tetap dapat dilakukan dari bagian Indonesia manapun selama terkoneksi internet. Dia mengeklaim hal ini akan berdampak positif terhadap perkembangan infrastruktur digital di Jayapura.
Baca juga : Prabowo Terima Kunjungan Sekjen Partai Komunis Vietnam, Ada Agenda Apa?
Ridho melanjutkan, Pusat Riset, Pusat Bisnis, Pusat Ahli atau Talent, dan Pusat Funding diletakkan di suatu tempat atau beberapa tempat yang ramai, mudah diakses publik, banyak kampus dan perusahaan, seperti Jakarta atau sekitarnya.