TIKTAK.ID – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, ikut mengomentari wacana PDIP mengusung Anies Baswedan dalam ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta. Ahok mengeklaim PDIP adalah partai demokratis. Dia menyebut nama yang akan diusung sesuai dengan usulan dari kader-kader di daerah.
“PDIP partai yang demokratis, sehingga pasti menampung dan meneruskan ke DPP apa yang ada di akar rumput,” ujar Ahok, seperti dilansir CNNIndonesia.com, pada Sabtu (15/6/24).
Ahok pun menilai demokratis itu tecermin dari pengusulan nama kandidat. Dia mengaku tidak hanya satu nama yang diusulkan. Meski begitu, Ahok tidak mau merespons spesifik terkait nama Anies, melainkan menyerahkan hal itu kepada pimpinan partai.
Baca juga : Genosida di Gaza Masuki Hari ke-251, KOSPY Terbitkan 9 Pernyataan Sikap
“Bisa bertanya ke DPP,” ucap Ahok.
Seperti telah diberitakan, Anies menyatakan bakal kembali mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta. Anies sendiri sudah mengantongi dukungan dari PKB.
Sementara itu, PDIP, partai yang selama ini berseberangan dengan Anies, turut memberi sinyal untuk mendukung. Akan tetapi, memang belum ada langkah konkret yang dibuat oleh kedua pihak.
“Menarik juga Pak Anies,” ungkap Ketua Bidang Politik DPP PDIP, Puan Maharani, setelah memimpin Rapat Paripurna di kompleks Parlemen, Jakarta, pada Selasa (4/6/24).
Baca juga : TNI Tegaskan Siap Evakuasi 1.000 Korban Gaza untuk Dirawat di RI
Adapun Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Utut Adianto sempat menyatakan Anies bakal menjadi calon ideal jika dipasangkan dengan kader PDIP di Pilkada 2024. Dia menilai kader PDIP dapat menjadi pendamping Anies di posisi calon wakil gubernur. Namun dia mengaku pandangan itu merupakan sikap pribadi, tidak mewakili partai.
“Bila misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya, tentu sekali lagi ini belum diputus, ini pandangan personal, itu akan sangat baik,” kata Utut di kompleks parlemen, Kamis (13/6/24).
Sekadar informasi, hubungan panas Anies, Ahok, dan PDIP adalah hasil Pilgub DKI Jakarta 2017 silam. Ketika itu, Ahok bersama Djarot Syaiful Hidayat maju sebagai petahana.
Baca juga : TNI Bersiap untuk Misi Perdamaian Gaza, Singapura dan Australia Minta Gabung
Sedangkan Anies menggandeng Sandiaga Uno dan maju sebagai penantang. Anies-Sandi pun berhasil mengalahkan Ahok-Djarot dalam dua putaran.
Namun persaingan itu bukan persaingan yang mulus. Pemilihan kala itu diwarnai dengan kasus penistaan agama yang menyeret Ahok. Kasus tersebut membuat Ahok harus mendekam di penjara beberapa waktu setelah Pilgub selesai.