TIKTAK.ID – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dinilai bersikap lunak menanggapi insiden kapal China yang memasuki perairan Natuna, Kepulauan Riau yang diduga berniat mencuri ikan. Prabowo menyatakan Pemerintah akan menempuh jalan yang baik, karena China adalah negara sahabat.
Sikap Prabowo tersebut berbanding terbalik dengan kegarangannya saat Pilpres 2019. Dalam Debat Capres Pilpres 2019 mengenai pertahanan, Prabowo berkali-kali menuduh militer Indonesia tak dikelola dengan baik oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saat itu Prabowo dengan lantang menyatakan bahwa dirinya lebih TNI dari banyak TNI. Menurutnya, kekuatan militer Indonesia rapuh sehingga Indonesia sering direndahkan oleh negara lain dalam persoalan internasional.
Baca juga: Jokowi Perintahkan Tambah Pasukan di Natuna
Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta menilai Prabowo melunak karena menyadari kekuatan militer Indonesia tak sebanding dengan China.
Dalam situs Globalfirepower.com, kekuatan militer Indonesia berada di peringkat 16 dunia. Indonesia memiliki personel militer sekitar 800 ribu orang. Indonesia memiliki 400 ribu personel aktif dan 400 ribu personel cadangan, serta ada 108 juta penduduk yang siap perang jika keadaan mengharuskan.
Sementara China menjadi negara terkuat ketiga, dengan memiliki 2,6 juta personel militer. Personel tersebut terdiri dari 2,1 juta aktif dan 510 ribu personel cadangan. Tak hanya itu, 621 juta penduduknya siap perang jika kondisi mengharuskan. Belum lagi jika membandingkan alutsista kedua negara.
“Prabowo melihat detail kekuatan angkatan bersenjata kita dengan kekuatan China, perbandingannya sangat jomplang. Mungkin hal itu yang membuat Prabowo bersikap lebih lunak,” ujar Stanislaus, dilansir CNNIndonesia.com, Senin (6/1/20).
Meski begitu, Stanislaus mengatakan seharusnya Prabowo bisa bersikap lebih tegas untuk menunjukkan posisi Indonesia. Padahal menurutnya, Prabowo tak perlu mengerahkan kemampuan militer, melainkan bisa bertemu bilateral, dan menyampaikan sikap secara tegas.
Sementara Direktur Indonesia Popular Survey, Silvanus Alvin menilai sikap lembek Prabowo bisa berdampak bahaya. Sikap itu bisa menggerus citra politik Prabowo sebagai orang yang paling cinta Tanah Air.
Baca juga: Hadapi China Soal Natuna, AHY Minta Pemerintah Gunakan Kebijakan Warisan SBY
Halaman selanjutnya…