Wali Kota Makassar Mendadak Hengkang dari NasDem, Apa Alasannya?
TIKTAK.ID – Wali Kota Makassar sekaligus kader Partai NasDem, Mohammad Ramdhan Pomanto alias Danny Pomanto, diketahui telah mengundurkan diri dari partainya. Danny dikabarkan sudah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, dengan alasan keluarga dan politik.
“Menyatakan pengunduran diri sebagai anggota Partai NasDem dengan alasan keluarga dan politik,” begitu isi surat pengunduran diri tertanda tangan Danny di atas materai, per 1 Juli 2023, seperti dilansir Tempo.co.
“Ada dua alasan, yakni keluarga dan politik,” terang Danny, Senin (3/7/23).
Baca juga : Dua Program Ganjar di Jateng ini Dipuji Akademisi, Apa itu?
Tak hanya itu, Danny mengaku memilih mundur lantaran NasDem mencalonkan Anies Baswedan dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Padahal, dia mengeklaim punya pilihan sendiri dalam kontestasi politik tahun depan.
“Kita lihat saja Oktober mendatang karena memang begitu dinamika politik,” ucap Danny.
Profil Danny Pomanto
Danny lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 30 Januari 1964. Dia dikenal sebagai seorang akademisi, teknokrat, arsitek, serta politisi berdarah Gorontalo, dan saat ini dia menjabat sebagai Wali Kota Makassar dua periode.
Baca juga : Pengamat Sebut Sandiaga Bisa Dongkrak Suara PPP karena Disukai Anak Muda dan Emak-emak
Sebelum menjabat sebagai Wali Kota Makassar, Danny pertama kali terjun ke politik ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur Gorontalo pada Pilkada 2011 silam. Ketika itu, dia berpasangan dengan Sofyan Puhi. Tapi Danny tidak lolos akibat tidak memenuhi persyaratan minimal jumlah suara partai politik pengusung. Danny menyatakan gara-gara itu, dirinya sempat bergelut di dunia politik.
Ternyata keberuntungan Danny berada di kota kelahirannya, Makassar. Dia maju sebagai calon wali kota untuk Pilkada Kota Makassar 2013 dengan pasangannya Syamsu Rizal, yang diusung oleh Partai Demokrat dan PBB. Sebagai anak daerah, dia dianggap lebih mengerti kondisi Kota Daeng, julukan Makassar. Hal itu terbukti dengan perolehan suara mencapai 182.484 atau 31,18 persen, mengungguli sembilan pasangan lainnya.
Kemudian Danny kembali maju dalam Pilkada Kota Makassar pada 2018 lalu, berpasangan dengan Indira Mulyasari. Akan tetapi pasangan ini gagal ikut kontestasi karena diskualifikasi oleh Mahkamah Agung. Sebab, lawannya, Munafri Arifuddin-A Rachmatika Dewi menggugat keputusan KPU Makassar atas penetapan pasangan calon wali kota dan wakilnya Danny-Indira.