TIKTAK.ID – Sepak bola mendadak kelam bagi asisten pelatih Arema FC, FX Yanuar, usai terjadinya tragedi Kanjuruhan. Bahkan FX Yanuar sempat ingin pensiun. Akan tetapi, niat itu lantas direspons oleh salah satu ayah korban tragedi Kanjuruhan.
FX Yanuar yang sempat menjadi pemain di kompetisi Liga Indonesia pada 2000-an itu mengungkapkan niatnya untuk pensiun dari dunia sepak bola setelah tragedi Kanjuruhan. Pasalnya, insiden yang memakan korban ratusan jiwa tersebut membuat FX Yanuar merasa terpukul.
Lewat akun Instagram pribadinya, Yanuar menyatakan kejadian Tragedi Kanjuruhan begitu memengaruhi mentalnya. Dia pun mengaku sempat tebersit dalam pikirannya untuk meninggalkan dunia yang sudah sejak lama menjadi mata pencahariannya.
“Sempat berpikir untuk meninggalkan sepak bola lantaran tragedi ini. Sebab, tidak selayaknya sepak bola sampai mengorbankan nyawa manusia”, tulis FX Yanuar melalui akun Instagram, seperti dilansir CNN Indonesia.
Namun ketika hendak menyerah, mantan pemain Persema Malang dan Persela Lamongan tersebut memperoleh dukungan dari seorang ayah korban tragedi Kanjuruhan.
“Tetapi seorang ayah yang kehilangan anak gadisnya [berusia] 15 tahun di tragedi ini dengan tegar mengatakan, ‘Tetap semangat jangan pernah menyerah dan jangan pernah mundur’,” terang Yanuar.
Pelatih berusia 39 tahun ini pun mengklaim kata-kata dari pihak keluarga korban membuat ia kembali meneguhkan niatnya untuk tetap berada di dalam dunia sepak bola. Dia lantas mengajak seluruh pihak untuk ikut membenahi seluruh aspek di dalam sepak bola.
“Saat itulah semangat bangkit kembali untuk membangun sepak bola Indonesia tak akan pernah hilang. Mari berbenah, mari berubah, demi kejayaan sepak bola Indonesia,” ucap Yanuar.
Pemain, pelatih, dan ofisial Arema FC begitu merasakan kepedihan dan duka mendalam. Hal itu karena mereka menyaksikan sendiri beberapa orang fans yang meregang nyawa dan meninggal di ruang ganti Stadion Kanjuruhan usai laga Liga 1 akhir pekan kemarin.
Dua pemain asing Arema, Sergio Silva dan Abel Camara, serta pelatih Javier Roca, telah lebih dulu menceritakan kisah traumatis yang mereka alami di media asing.