TIKTAK.ID – Politikus PDIP, Adian Napitupulu mengaku dapat mengatur permintaan mahasiswa untuk berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna membahas polemik dan solusi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Adian menyampaikan hal itu untuk menanggapi keluhan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia yang merasa tidak ditanggapi oleh Jokowi, usai melakukan rangkaian aksi demonstrasi dalam rangka menyuarakan keresahan dan menentang kenaikan harga BBM.
“Jika teman-teman bilang mau bertemu Presiden, kalau misalkan mau ya sudah kita aturkan. Nanti saya coba ketemu Pak Jokowi saya tanya, ‘Pak Presiden, teman-teman mahasiswa ingin bertemu tuh ngobrolin soal BBM’,” ungkap Adian dalam acara “Political Show” yang disiarkan CNNIndonesia TV, Rabu (21/9/22) malam, seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Baca juga : ‘Dewan Kolonel’, Ancang-ancang Puan Nyapres di 2024
Menurut Adian, sampai saat ini Pemerintah Jokowi tidak melarang aksi demonstrasi yang dilakukan berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa. Dia menyebut aksi demonstrasi kenaikan BBM baru-baru ini juga sudah direspons dengan baik oleh Kantor Staf Presiden (KSP).
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama KSP, Ade Irfan Pulungan mengklaim selama ini Pemerintah mendengar dan menanggapi aspirasi warga. Dia menjelaskan, hal itu dengan membuktikan lewat kinerja yang saat ini masih berproses.
Ade mengatakan salah satu upaya “menenangkan” masyarakat terkait kenaikan BBM yaitu memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dia memaparkan, Pemerintah memberikan BLT BBM kepada 20,65 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan total Rp600 ribu.
Baca juga : Fahri Hamzah Bikin Polling Unik Terkait Pilpres 2024, Begini Hasilnya
“Ya mari kita berdialog. Berdialog itu mencari solusi, bukan mempertahankan atau memaksakan kehendak yang tidak ada solusi. Pak Presiden senang kok melakukan dialog dengan siapa pun,” tutur Ade.
Di sisi lain, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip), Ichwan Nugraha Budjang mengkritik para elite pemerintahan yang malah asyik berdebat dan saling klaim mengenai capaian infrastruktur. Perdebatan tersebut dilakukan oleh Partai Demokrat dan PDIP.
“Saya minta tolong hentikan komedi dan lelucon saat ini. Ini hanya menjadi pertarungan elitis yang pada akhirnya sekadar memikirkan golongan masing-masing. Bila kita melihat berdasarkan data, siapa yang paling sempurna, Pak Presiden SBY atau Jokowi? Tidak ada,” tegas Ichwan yang hadir secara daring.