TIKTAK.ID – Pada akhir pekan lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengadakan pertemuan dengan para relawan di Istana bogor, Jawa Barat. Jokowi meminta para relawan untuk membantu Pemerintah dalam pemulihan ekonomi. Selain itu, Jokowi juga mengimbau mereka agar tidak terburu-buru memunculkan nama calon presiden (Capres) 2024.
Untuk diketahui, usai melakukan kunjungan kenegaraan ke Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, Jokowi mengumpulkan sekitar 30 kelompok relawan di Istana Bogor. Melalui pertemuan tertutup itu, Jokowi meminta para relawan supaya fokus membantu Pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Kemudian Jokowi mendesak para relawan untuk tidak terburu-buru dan terpancing dengan urusan pencapresan 2024.
Di sisi lain, Juru Bicara DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid menyoroti langkah Jokowi mengumpulkan sejumlah kelompok relawan pendukungnya di Istana Kepresidenan Bogor pada Jumat (29/7/22) lalu. Dia menilai Istana Kepresidenan mestinya hanya digunakan untuk kegiatan kenegaraan, bukan relawan politik. Dia pun menegaskan, secara etika langkah Jokowi itu tidak etis.
Baca juga : Saling Serang Fahri Hamzah Vs Elite KIB Soal Kabinet Jokowi Terganggu
“Seharusnya, Presiden tidak menjadikan Istana Negara sebagai tempat konsolidasi politik. Istana Negara harus digunakan untuk kegiatan kenegaraan, bukan kegiatan yang berkaitan relawan. Terlebih terkait Pilpres 2024, itu secara etika kurang pas,” tutur Kholid, seperti dilansir CNN Indonesia, pada Senin (31/7/22).
Menurut Kholid, Jokowi seharusnya menggunakan tempat lain untuk menggelar pertemuan dengan kelompok relawannya. Kholid lantas menganggap langkah Jokowi menggunakan Istana Kepresidenan untuk bertemu relawan dapat memunculkan beragam persepsi di tengah masyarakat.
“Jika diadakan di Istana Negara, maka agendanya kenegaraan. Namun kalau agendanya relawan nasional Jokowi, kan ada banyak tempat lain yang bisa digunakan, bukan Istana Negara,” ucap Kholid.
Baca juga : Ditanya Kans Usung Anies Jadi Capres, Presiden PKS Kabur
“Kalau begitu, maka orang jadi menduga-duga mengapa Istana Negara dipakai untuk konsolidasi politik. Hal itu tidak bagus secara etika publik,” sambung Kholid.
Sedangkan Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah menilai positif langkah Jokowi mengumpulkan puluhan organisasi pendukungnya di Istana Kepresidenan Bogor.
“Saya melihatnya positif, karena beliau (Jokowi) nasehatin istilah ojo kesusu, artinya ya jangan mengganggu beliau gitu loh. Sekarang ini kan semua orang mengganggu beliau, menterinya berpolitik, dan anggota DPR berpolitik, padahal ini krisisnya besar sekali, ” terang Fahri Hamzah di Jakarta, Sabtu (30/7/22), mengutip Wartaekonomi.co.id.