TIKTAK.ID – Mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, diketahui telah kembali ke tengah masyarakat. Rizieq memperoleh program Pembebasan Bersyarat (PB) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) pada Rabu (20/7/22).
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan bahwa yang diperlukan oleh elite ataupun partai politik yakni konstituen yang luas. Dia menyebut Rizieq memiliki basis pendukung yang begitu banyak, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi kepentingan elite ataupun partai politik tertentu.
“Dia masih memiliki pengikut,” ungkap Ujang, seperti dilansir CNN Indonesia, Kamis (21/7/22).
Baca juga : Pesan PKS Sambut Pembebasan Bersyarat Habib Rizieq
“Politik itu yang dibutuhkan adalah massanya, pendukungnya, loyalisnya, dan konstituennya. Itu yang bakal dimanfaatkan oleh partai politik atau elite-elite tertentu untuk deal berjuang bersama,” sambungnya.
Ujang menilai meski FPI sudah dibekukan oleh Pemerintah, tapi itu tetap tidak menepis fakta Rizieq mempunyai basis pengikut yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu, dia menduga Rizieq masih menjadi tokoh yang diperhitungkan untuk didekati terkait Pemilu mendatang.
Apalagi, kata Ujang, Aksi Bela Islam II pada 2 Desember 2016 telah terbukti mampu menaikkan nama Rizieq ke tingkat nasional. Selain itu, lanjutnya, sejumlah pihak juga menganggap Rizieq dapat membangun koalisi baru umat Islam.
Baca juga : Anies Respons Kocak Remaja SCBD yang Sebut Ridwan Kamil Gubernur DKI
“Ada isu, ada panggung, dan momentum. Jika momentum ada, maka dia bisa membangun sebuah momentum baru, dan bisa jadi dia akan menjadi tokoh yang diperhitungkan lagi,” tutur Ujang.
Meski begitu, Ujang mengakui Pemilu 2024 akan sangat berbeda dengan Pemilu 2019. Dia menyatakan pengaruh Rizieq sebelumnya terlihat begitu dahsyat karena Pemilu 2019 hanya menghadirkan dua pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden.
“Tapi 2024 kondisinya berbeda. Kemungkinan calonnya bervariasi, tiga atau empat pasangan calon,” ucap Ujang.
Baca juga : Habib Rizieq Bebas Bersyarat dari Penjara, Apa Alasannya?
“Jadi meski Rizieq dukung-mendukung terhadap calon tertentu, tapi kekuatan Rizieq tidak akan terlalu terlihat, tidak sedahsyat 2019 lalu,” imbuhnya.
Untuk diketahui, pada Juni 2022 lalu, Aziz Yanuar, pengacara Rizieq, mengklaim kliennya enggan berpolitik pada 2024 mendatang. Dia menegaskan, Rizieq sudah lelah dan memilih fokus pada pendidikan serta dakwah.