TIKTAK.ID – Media Korea Selatan diketahui menyatakan Indonesia kurang layak untuk menjadi tuan rumah ajang Piala Asia 2023. Korea Selatan sendiri termasuk dalam daftar bidding tuan rumah Piala Asia 2023 bersama Indonesia, Australia, dan Qatar.
Seperti dilansir CNN Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) telah menerima pengajuan diri keempat negara tersebut untuk menggantikan China yang memutuskan mundur lantaran adanya kebijakan Zero-Covid di negara mereka.
Lantas Joong Ang Daily mencoba mengupas satu per satu peluang calon tuan rumah Piala Asia tahun depan. Mereka mengatakan Qatar memiliki infrastruktur yang sudah tidak diragukan lagi, karena berstatus tuan rumah Piala Dunia 2022.
Akan tetapi, perubahan jadwal besar-besaran harus dilakukan bila Qatar sampai menjadi tuan rumah. Mereka kemungkinan bakal mengadakan turnamen di musim dingin seperti yang dilakukan untuk Piala Dunia 2022. Oleh sebab itu, Joong Ang Daily menduga AFC akan menolak karena perubahan jadwal di Qatar dapat memaksa turnamen bergulir di tengah musim liga-liga Eropa.
Kemudian Australia dinilai bakal mengalami penumpukan event pada 2023. Untuk diketahui, Australia bersama Selandia Baru telah ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia Wanita pada tahun depan. Padahal jadwal Piala Asia 2023 berakhir empat hari sebelum gelaran Piala Dunia 2022. Kondisi tersebut pun dianggap tidak ideal dan kemungkinan akan menjadi pertimbangan AFC.
Lebih lanjut, Joong Ang Daily mengklaim Indonesia juga akan dihadapkan dengan penumpukan event tahun depan. Mereka menyebut jarak antara penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 dan Piala Asia 2023 hanya berjarak lima hari.
Piala Dunia U-29 dijadwalkan digelar 20 Mei hingga 11 Juni 2023. Sedangkan Piala Asia 2023 bakal berlangsung sejak 16 Juni sampai 16 Juli 2023.
“Indonesia yang pernah menjadi tuan rumah Asian Games Jakarta-Palembang 2018, juga punya infrastruktur yang memadai,” tulis Joong Ang Daily.
“Namun mereka akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 mulai 20 Mei hingga 11 Juni tahun depan, meninggalkan masalah yang sama yang bakal dialami negara ASEAN. Hal yang sama juga akan dihadapi Australia,” sambungnya.