TIKTAK.ID – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendadak memutuskan batal merenovasi ruang kerja Ketua Dewan Pengarah, Megawati Soekarnoputri dan 9 pengarah lainnya yang menelan biaya sebesar Rp6 miliar lebih. BRIN mengumumkan pembatalan usai kabar renovasi itu viral.
“Renovasi kami batalkan,” ujar Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulis, Senin, (17/7/22), seperti dilansir Tempo.co.
Handoko mengklaim ada hal yang terlewat dan tak diketahui secara rinci, yakni soal renovasi ruang kerja untuk Megawati. Dia mengatakan kebutuhan renovasi hanya untuk wakil, sekretaris, dan anggota dewan pengarah.
Baca juga : Survei Poligov Ungkap Kemana Larinya Pemilih Muslim
“Sejak awal tidak ada rencana mengubah jadi ruangan Ketua Dewan Pengarah BRIN,” ungkap Handoko.
Untuk diketahui, renovasi ini viral di media sosial lantaran beredar tangkapan layar dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) BRIN. Tangkapan layar tersebut dibagikan oleh @brin_watch pada Jumat kemarin lewat laman Twitter mereka.
Berdasarkan laman lpse.brin.go.id pada Sabtu (16/7/22), informasi terkait tender itu masih bisa diakses. Dalam dokumen tersebut, pembukaan tender renovasi ruang kerja Dewan Pengarah BRIN telah dimulai sejak 27 Mei 2022 lalu.
Baca juga : Pengamat Prediksi KIB Tak Akan Usung Anies Baswedan, Apa Faktor Penghambatnya?
“Metode Pengadaan: Tender – Pascakualifikasi Satu File – Harga Terendah Sistem Gugur,” begitu kutipan dalam salah satu kolom berkas tender tersebut. Ini merupakan tender untuk renovasi 10 ruangan Dewan Pengarah, tidak hanya Megawati.
Kemudian ruang Dewan Pengarah yang akan memperoleh renovasi adalah lantai 2 di Gedung B.J. Habibie, kantor pusat BRIN di Jalan M.H. Thamrin Nomor 8, Menteng Jakarta Pusat. Proyek itu akan dibiayai dari APBN dengan nilai pagu paket Rp6.109.000.000,00 dan nilai HPS (Harga Perkiraan Sendiri) Rp6.063.492.327,00.
Lebih lanjut, Handoko menilai penataan ulang atau revitalisasi fungsi ruangan tetap perlu dilakukan, tapi harus diputuskan berdasarkan beberapa pertimbangan. Dia memaparkan, salah satunya perubahan fungsi yang ada saat ini seperti lounge, ruang makan, dan ruang audio (mirip fungsi ruang karaoke) di lantai 2 menjadi ruang rapat besar. Handoko mengatakan, sebelumnya lantai 2 gedung itu dipakai oleh satu orang, yaitu Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT).