TIKTAK.ID – Utang Pemerintah Indonesia kepada negara-negara luar atau ULN disebut-sebut telah menurun. Hal itu berdasarkan data yang disajikan oleh Bank Indonesia, Jumat (15/7/22).
Bank Indonesia (BI) melaporkan ULN pada Mei turun US$ 3,8 miliar dari bulan sebelumnya menjadi US$ 406,3 miliar atau sekitar Rp 6.094 triliun (kurs tengah BI 14 Juli Rp14.999/US$). Jika dibandingkan dengan Mei 2021, ULN ini mengalami kontraksi 2,6% year-on-year (yoy).
Kemudian untuk utang Pemerintah tercatat mengalami penurunan 3 bulan beruntun. Kini utang yang menjadi kewajiban Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut menjadi sebesar US$ 188,2 miliar.
Baca juga : Tunas Indonesia Raya Deklarasi Dukung Prabowo Subianto Capres 2024
“Posisi ULN Pemerintah pada Mei 2022 tercatat sebesar 188,2 miliar dolar AS, turun bila dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar 190,5 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 7,5% (yoy), lebih dalam ketimbang kontraksi bulan sebelumnya yang sebesar 7,3% (yoy),” tulis BI melalui rilis resminya, seperti dilansir CNBC Indonesia.
Lebih lanjut, secara per negara, utang Indonesia juga dilaporkan mayoritas menurun. Hanya utang ke Hong Kong saja yang tampak mengalami kenaikan.
Adapun utang ke Singapura mengalami penurunan 3 bulan beruntun dan utang ke Jepang turun 2 bulan beruntun. Bahkan utang ke AS yang sempat melonjak dan mencetak rekor tertinggi pada April telah mengalami penurunan US$ 34 juta, menjadi US$ 34,864 miliar.
Baca juga : Guntur Romli Sebut Warga DKI Tambah Miskin, Netizen Rame-rame Bela Anies
Selain kepada Singapura, utang Indonesia kepada China juga ikut menurun. Pada Mei silam, nilai utang Jakarta kepada Beijing sebesar US$ 21,779 miliar atau Rp326,7 triliun, telah turun sekitar Rp2,9 triliun dari sebelumnya. Dari total utang ke China, maka utang pemerintah hanya US$ 1,58 miliar, sedangkan utang swasta US$ 20,19 miliar.
Untuk sektor swasta sendiri, juga dikabarkan mengalami penurunan. Usai mengalami peningkatan hingga mencapai US$ 3,5 miliar pada April, ULN swasta pada Mei akhirnya telah mengalami penurunan menjadi US$ 1,5 miliar.
Sementara itu, Bank sentral menilai penurunan ULN Pemerintah terjadi akibat beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) jatuh tempo pada Mei 2022. Tidak hanya itu, pengaruh sentimen global yang memicu pergeseran investasi portofolio di pasar SBN domestik oleh investor nonresiden.