TIKTAK.ID – Marah merupakan salah satu emosi alamiah yang dimiliki setiap orang. Namun bila dibiarkan, hal itu dapat berefek buruk bagi kesehatan. Kemarahan yang diumbar tidak hanya bisa memicu pertengkaran, kekerasan, dan adu serang dengan lawan, melainkan juga menyederai kesehatan di dalam tubuh tanpa disadari.
Seperti dilansir Kompas.com, berikut ini sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi muncul akibat sering marah tidak terkendali:
- Serangan jantung
Everyday Health menyatakan efek sering marah ada pada kesehatan jantung, contohnya mengalami serangan jantung.
“Dalam dua jam usai marah, kemungkinan seseorang terkena serangan jantung berlipat ganda,” ungkap Chris Aiken, instruktur psikiatri klinis di Fakultas Kedokteran Wake Forest University.
“Kemarahan yang ditekan, di mana Anda mengekspresikannya secara tidak langsung atau berusaha keras mengendalikannya, dikaitkan dengan penyakit jantung,” imbuhnya.
Berdasarkan hasil penelitian, orang-orang yang punya sifat mudah marah merupakan ciri kepribadian berisiko dua kali lipat terkena penyakit coroner, ketimbang rekan-rekan mereka yang tidak sering marah. Untuk itu, penting mengatasi perasaan Anda sebelum hilang kendali dan meledakkan kemarahan.
- Stroke
Everyday Health menyebut stroke adalah efek sering marah yang berbahaya dan harus dihindari.
Satu studi mengungkapkan, terdapat risiko 3 kali lebih tinggi mengalami stroke selama 2 jam setelah ledakan amarah.
Stroke sendiri terjadi lantaran terjadi bekuan darah ke otak atau pendarahan di dalam otak yang terjadi saat marah.
- Melemahkan sistem kekebalan
Everyday Health menjelaskan, orang yang sering marah cenderung lebih mudah sakit. Menurut hasil penelitian para ilmuwan Universitas Harvard, orang sehat yang sekadar mengingat pengalaman marah dari masa lalu menyebabkan mereka mengalami penurunan antibodi imunoglobulin A selama 6 jam. Padahal, antibodi imunoglobulin A menjadi garis pertahanan pertama sel melawan infeksi.
“Komunikasi yang tegas, pemecahan masalah yang efektif, menggunakan humor, atau menyusun ulang pikiran Anda supaya melepaskan diri dari pemikiran hitam. Itu semua cara yang baik untuk mengatasinya,” jelas Mary Fristad, profesor psikiatri dan psikologi di Ohio State University.
“Namun Anda harus mulai dengan menenangkan diri,” sambung Fristad.