TIKTAK.ID – Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam mengatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) punya magnet politik yang cukup memadai untuk mengumpulkan kekuatan partai-partai nasionalis dan partai Islam. Dia menyebut Partai Demokrat dapat menjadi jangkar terbentuknya koalisi tersebut.
“Bila AHY benar-benar bisa meyakinkan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh untuk membentuk poros koalisi alternatif ini, maka ‘poros kekuatan politik baru’ menuju Pilpres 2024 bakal segera terbentuk,” terang Khoirul, seperti dilansir Republika.co.id, Jumat (8/4/22).
Kemudian Khoirul menyatakan koalisi Demokrat-Nasdem akan menjadi varian kekuatan baru yang dapat merepresentasikan karakter politik moderat (washatiyyah), serta tidak terjebak oleh poros politik kanan dan kiri.
Baca juga : Perindo Gandeng Partai Berkarya Gugat Syarat Pencapresan ke MK
Khoirul pun memprediksi koalisi yang dimotori oleh Demokrat-Nasdem itu bisa memantik kekuatan baru untuk memisahkan diri dari dua mainstream politik besar, yaitu PDIP dan Partai Gerindra, yang selama ini telah mendominasi kompetisi dalam Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.
“Selanjutnya, jika poros Demokrat-Nasdem bisa terbentuk, maka besar kemungkinan partai-partai Islam seperti PPP, PAN, dan PKS juga ikut merapat kepada poros kekuatan ini,” ungkap Khoirul.
Namun sebaliknya, kata Khoirul, bila PPP dan PAN kembali berkoalisi bersama PDIP atau Gerindra, besar kemungkinan dua partai itu akan berhadapan dengan nalar kritis politik Islam yang begitu kental di basis pemilih loyal mereka. Sedangkan PKS hanya memiliki pilihan tunggal, yaitu bergabung dengan poros koalisi baru.
Baca juga : Suara Istana Tolak Wacana Tunda Pemilu dan Usulan Presiden 3 Periode
“PKS yang merasa ‘ditipu’ berkali-kali oleh Gerindra, dalam konteks koalisi Kabinet maupun kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta, maka PKS hanya memiliki pilihan tunggal, yakni bergabung dengan poros koalisi baru,” tutur Khoirul.
Khoirul melanjutkan, tidak menutup kemungkinan PKB juga akan bergabung, bila potensi menangnya lebih besar. Kecuali jika PKB tetap ngotot memaksakan target Ketum PKB, Cak Imin maju sebagai Capres 2024.
“Jika simpul kekuatan Demokrat-Nasdem, PPP, PAN, dan PKS terbentuk, maka penguasaan suara wilayah dengan basis Islam konservatif maupun Islam moderat di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, sampai Sumatera, dapat terkonsolidasi dengan baik,” ucap dosen Ilmu Politik dan Internasional Studies Universitas Paramadina itu.